Sumenep Abai dengan Ikon Karapan Sapi? Raib Hingga Kini Tak Dibangun Lagi

Avatar of PortalMadura.com
Sumenep Abai dengan Ikon Karapan Sapi? Raib Hingga Kini Tak Dibangun Lagi
Tampak Depan Lapangan Giling, Sumenep (Foto: taufikurrahman @portalmadura.com)

PortalMadura.Com, berupa patung ‘karapan sapi' di Jl. KH. Agus Salim, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, hingga kini tidak dibangun lagi.

Patung ‘karapan sapi' sebagai penanda bahwa di belakangnya adalah sebuah lapangan karapan sapi milik pemerintah daerah tersebut, raib sejak Februari 2021.

Ketua Paguyuban karapan sapi Kabupaten Sumenep, Deky Purwanto mendesak dinas atau pemdes setempat agar serius menangani persoalan patung karapan sapi yang raib.

Awalnya, kata dia, patung karapan sapi yang menjadi salah satu ikon wisata Sumenep itu, roboh. Lalu, raib. Saat ini tinggal tempatnya dan tidak ada tanda-tanda akan dibangun lagi.

”Saya heran dengan mereka. Sampai saat ini ikon warga Madura, khususnya Sumenep itu tidak dibangun-bangun. Apakah karena takut untuk bertanggungjawab,” katanya dengan nada kecewa, Rabu (7/7/2021).

Baca Juga : Patung Karapan Sapi di Sumenep Raib

Baca Juga : Paguyuban Murka atas Raibnya Patung Karapan Sapi di Sumenep

Menurutnya, patung karapan sapi itu dibangun oleh paguyuban dan menghabiskan ratusan juta rupiah.

Jika pemangku kebijakan tidak meliriknya, kata dia, ia menilai pemerintah abai dan dapat disebut tidak peduli terhadap budaya Madura.

Patung karapan sapi itu sebagai tanda bahwa di belakang patung itu lapanganya. Dan apalagi, lanjutnya, karapan sapi pertamakali dicetuskan oleh warga (tokoh) Sumenep.

“Sekarang malah tidak diperhatikan oleh pemerintah,” ujarnya.

Ia menilai, dengan tidak pedulinya terhadap ikon budaya yang tersebar di Sumenep dikhawatirkan akan hilang secara berlahan.

”Mengatasi ini saja tidak ada titik temu dan solusinya. Apa dianggap sepele sehingga terkesan dibiarkan begitu saja,” kesalnya.

Raibnya patung karapan sapi di Sumenep dan tidak ada kepedulian dari para pihak, menandakan merosotnya kecintaan terhadap ikon-ikon budaya Madura.

“Ini sangat berbahaya bagi kader muda bangsa,” pungkasnya.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.