Suplai Vaksin Terbatas, Indonesia Hanya Beri ‘booster’ untuk Tenaga Kesehatan

Avatar of PortalMadura.com
Suplai-Vaksin-Terbatas,-Indonesia-Hanya-Beri-‘booster’-untuk-Tenaga-Kesehatan
Pemberian vaksin Covid-19 di Indonesia (Foto file - Anadolu Agency)

PortalMadura.Com – Kementerian Kesehatan menyatakan penyuntikan Covid-19 dosis ketiga atau ‘booster' sejauh ini hanya berlaku untuk tenaga kesehatan.

Juru bicara vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menuturkan vaksin dosis ketiga tidak untuk khalayak umum mengingat pasokan vaksin masih terbatas, sementara itu masih ada lebih dari 160 juta penduduk yang menjadi sasaran vaksinasi dan belum mendapatkan suntikan dosis pertama.

“Kami memohon agar publik dapat menahan diri untuk tidak memaksakan kepada vaksinator untuk mendapatkan vaksin ketiga. Masih banyak saudara-saudara kita yang belum mendapatkan vaksin. Mohon untuk tidak memaksakan kehendak,” tutur Nadia melalui siaran pers, Senin (2/8/2021).

Sebelumnya, Indonesia telah mulai memberikan suntikan ‘booster' kepada 1,5 juta tenaga kesehatan sejak 23 Juli 2021 menggunakan vaksin Moderna yang dikembangkan dengan platform mRNA.

Vaksin Moderna tersebut bersumber dari sumbangan Amerika Serikat yang didistribusikan ke Indonesia melalui skema Covax Facility.

Tenaga kesehatan di Indonesia sendiri sebelumnya telah divaksin dua kali menggunakan vaksin buatan China, Sinovac, yang dikembangkan dengan metode inaktivasi virus.

Nadia mengatakan kebijakan ini diambil setelah ada rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) bahwa penyuntikan ‘booster' dapat menggunakan vaksin dengan ‘platform' pengembangan yang sama maupun yang berbeda.

“Pemerintah telah menetapkan akan menggunakan vaksin Covid-19 Moderna untuk suntikan ketiga bagi tenaga kesehatan karena kita tahu bahwa efikasi dari Moderna ini paling tinggi dari seluruh vaksin yang kita miliki saat ini,” ujar Nadia.

Meski demikian, dia mengatakan pemberian dosis ketiga akan tetap memperhatikan kondisi kesehatan penerima.

“Apabila yang bersangkutan alergi karena memang tidak boleh mendapatkan vaksin dengan platform mRNA, maka bisa menggunakan jenis vaksin yang sama dengan dosis pertama dan kedua,” kata Nadia.

Tenaga kesehatan menjadi kelompok paling prioritas dalam program vaksinasi Covid-19 di Indonesia, mengingat tingginya risiko terpapar yang mereka hadapi.

Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebelumnya melaporkan sebanyak 598 dokter meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19 hingga 27 Juli 2021.

Jumlah dokter yang meninggal meningkat pada Juni-Juli 2021 seiring dengan lonjakan kasus akibat merebaknya varian Delta di Indonesia. Lonjakan kasus telah menyebabkan fasilitas kesehatan mengalami krisis.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.