PortalMadura.Com, Jakarta – Kelompok jurnalis dan organisasi Masyarakat Islam terbesar di Indonesia mengecam keras serangan rudal Israel terhadap kantor berita Turki, Anadolu Agency, di jalur Gaza.
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mengutuk keras serangan terhadap kantor berita itu. dilaporkan Anadolu Agency, Senin (6/5/2019)
Ketua Umum AJI Indonesia Abdul Manan mengatakan serangan itu tidak menghargai konvensi Internasional yang menjadikan lembaga seperti rumah sakit, media dan organisasi kemanusiaan sebagai pihak yang tidak terlibat konflik, sehingga tak boleh diserang.
Manan menengarai Israel sengaja melakukan penyerangan itu, terkait aktivitas Anadolu Agency sebagai kantor berita yang rutin memberitakan serangan dan pelanggaran kemanusiaan yang dilakukan Israel ke Palestina.
Serangan itu, menurut Manan, sekaligus serangan terhadap kebebasan pers di Palestina.
“Ini akan memperburuk situasi di Palestina karena memperkecil kemungkinan media luar mengetahui apa yang terjadi di sana yang selama ini diberitakan cukup intens oleh Anadolu,” kata Manan, Minggu, kepada Anadolu Agency.
AJI, ujar Manan, mendesak komunitas Internasional untuk menekan Israel agar segera menghentikan aksi kekerasan.
“Agar peristiwa serupa tak terulang di masa mendatang,” tambah Manan.
Organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan Nadhatul Ulama, juga mengecam serangan itu.
Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Bidang Luar Negeri Bahtiar Effendy mengatakan serangan itu patut dikecam keras bukan saja oleh para simpatisan dan pendukung Palestina, melainkan juga bagi mereka yang percaya sekaligus memegang teguh kebebasan berekspresi.
“Tindakan brutal Israel ini jelas ingin membungkam media massa yang selama ini memberitakan kondisi Gaza yang semakin memprihatinkan,” ujar Bahtiar.
Meski dibombardir, Bahtiar yakin Anadolu Agency tak akan surut dalam memberitakan fakta yang terjadi di Gaza.
Serangan itu, lanjut Bahtiar, justru akan meneguhkan keyakinan dan komitmen Anadolu Agency dalam menjalankan fungsi pers.
“Muhammadiyah yang selama ini membantu perjuangan bangsa Palestina akan senantiasa mendukung pelaku-pelaku berita untuk membuka mata dunia tentang apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina,” ujar Bahtiar.
Sementara Sekretaris Jenderal DPP Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zain mengatakan serangan tersebut merupakan tindakan tak berperikemanusiaan dan mencederai rasa kemanusiaan.
“Kekerasan dalam bentuk apapun, dan dengan motif bagaimanapun tidak dibenarkan, sebab ia merupakan kejahatan kemanusiaan,” tukas Helmy.
PBNU, lanjut Helmy, mendorong PBB agar segera mengusut dan menindak tegas pelaku penyerangan tersebut.
Sekaligus, imbuh Helmy, PBNU mendukung Pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah proaktif membantu menangani ekstremisme, terorisme dan konflik di Timur Tengah.
“Sebagai bentuk tanggung jawab Indonesia untuk ikut andil dalam menciptakan perdamaian dunia,” ujar Helmy.
Ketua Bidang Hukum DPP PBNU Robikin Emhas menambahkan bahwa pers adalah pilar keempat demokrasi.
Selain sebagai penyebar informasi dan pendidikan publik, kata Robikin, pers juga berfungsi sebagai instrument kontrol sosial.
Oleh karena itu kebebasan pers mutlak dan tak bisa ditawar, menurut Robikin.
“Segala bentuk ancaman dan kekerasan terhadap pers tak bisa dibenarkan dan harus dipertanggungjawabkan, baik secara publik maupun hukum,” ujar Robikin.
Pesawat-pesawat tempur Israel menghantam gedung Anadolu Agency dengan setidaknya lima rudal setelah tembakan peringatan, lapor koresponden Anadolu Agency di Yerusalem.
Tak ada korban terluka atau tewas.
Serangan itu terjadi menyusul laporan soal dua tentara Israel yang terluka oleh tembakan di dekat zona penyangga Gaza-Israel pada Jumat lalu.
Setidaknya empat warga Palestina tewas ketika pesawat-pesawat tempur Israel menyerang posisi Hamas di Jalur Gaza yang diblokade.