PortalMadura.Com, Jakarta – Sandal-sandal jemaah shalat Isya korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), berderet di teras masjid yang roboh. Sejumlah motor di halaman berdebu tertimpa reruntuhan.
Seperti dituturkan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, saat gempa berkekuatan 7 skala Richter mengguncang Lombok Minggu malam, para korban tengah shalat Isya berjamaah di masjid di Desa Lading-lading, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara.
“Bangunan masjid roboh menimpa jemaah di bawahnya,” ungkap Sutopo. dilaporkan Anadolu Agency, Selasa (7/8/2018).
Sutopo mengatakan evakuasi telah dimulai sejak Senin sore. Hingga Selasa siang, tim SAR gabungan telah mengevakuasi tiga orang jemaah shalat Isya tersebut. Dua di antaranya tewas sedang satu lainnya selamat.
“Sampai saat ini evakuasi masih terus dilakukan, dengan bantuan alat berat (ekskavator), sepertinya masih ada beberapa korban mengingat sandal yang ada di teras masjid banyak,” ujar Sutopo.
Selain itu, kata Sutopo, tim SAR gabungan juga tengah mengevakuasi jemaah masjid di Dusun Bangsal, Pemenangan, Lombok Utara.
Seperti yang terjadi di masjid Desa Lading-lading, ujar Sutopo, jemaah masjid Dusun Bangsal tengah menggelar pengajian saat gempa mengguncang.
“Mereka sedang pengajian, kemudian gempa, mendadak semua runtuh dan menimpa jemaah,” kata Sutopo.
Gempa tektonik berkekuatan 7 SR mengguncang Lombok, Minggu malam, pukul 18.46 WIB. Gempa susulan terus terjadi dengan intensitas semakin mengecil.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan peringatan dini potensi tsunami dan mengakhirinya pada pukul 20.25 WIB.
BMKG juga menyebutkan jika ini merupakan gempa utama dari rangkaian gempa sebelumnya.
Lokasi gempa tak jauh dari pusat gempa sepekan sebelumnya yang berkekuatan 6,4 skala Richter dan mengguncang Bali, Lombok, hingga Sumbawa. Gempa pekan lalu itu menewaskan 17 orang, 365 terluka dan membuat ribuan orang mengungsi.
Masa tanggap darurat penanganan bencana berlaku hingga 11 Agustus 2018.
Hingga saat ini, tercatat korban tewas hingga 105 orang. Sebanyak 236 orang terluka, ribuan rumah rusak dan ribuan orang mengungsi.(AA)