Umat Islam, Ini 7 Bacaan Istighfar dan Keutamaannya

Avatar of PortalMadura.com
Umat Islam, Ini 7 Bacaan Istighfar dan Keutamaannya
Ilustrasi (Orami)

PortalMadura.Com – Istighfar adalah tindakan meminta maaf atau memohon ampunan kepada Allah yang dilakukan oleh umat Islam. Bacaan ini juga sebagai bentuk tobat atas kesalahan dan dosa yang diperbuat. Oleh karena itu, membaca istighfar mesti dilakukan setiap saat.

Lantas, bagaimana ? Sebagaimana dilansir PortalMadura.Com dari laman okezone.com, berikut ini beberapa bacaan istighfar dan keutamaannya:

Doa Istighfar Singkat

Astaghfirullaah yang artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah.”

Doa istighfar singkat ini biasa dibaca Rasulullah SAW sebanyak tiga kali sesusai salat.

Doa Istighfar Meraih Tobat

Astaghfirullaahal ‘azhiimal-ladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, wa atuubu ilaih.

Aku minta ampun kepada Allah Yang Maha Agung, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia, Yang Hidup dan terus-menerus mengurus makhlukNya, dan aku bertaubat kepada-Nya.”

(HR Abu Dawud 2/85, At-Tirmidzi 5/569, Al-Hakim, dan menurut pendapatnya hadis di atas shahih. Imam Adz-Dzahabi menyetujuinya 1/511, Al-Albani menyatakan hadis tersebut shahih. Lihat pula Shahih At-Tirmidzi 3/182, Jami'ul Ushul li ahaditsir Rasul 4/389-390 dengan tahqiq Al-Arnauth)

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang membaca: (doa di atas) maka Allah mengampuninya, sekalipun dia pernah lari dari perang.”

Doa Istighfar untuk Bertobat

Allaahumma innii zholamtu nafsii zhulman katsiiron, wa laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta, faghfir lii maghfirotan min ‘indika, warhamnii, innaka antal ghofuurur-rohiim.

“Ya Allah, sungguh aku telah menzalimi diriku dengan kezaliman yang banyak, dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka ampunilah aku dengan suatu pengampunan dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (HR Bukhari nomor 834 dan Muslim 2705)

Doa Istighfar Tobat

Robbighfir lii wa tub ‘alayya, innaka antat-tawwaabur-rohiim.

Ya Rabbku, ampunilah dosa-dosaku dan terimalah taubat dariku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”

(HR Ahmad, At-Tirmidzi, Abu Dawud, An-Nasa'i dalam Al-Kubra, al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad, Ibnu Hibban, Ath-Thabrani dalam al-Kabiir. Dishahihhkan oleh Syekh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud nomor 1342)

Zikir Pagi dan Petang Sayyidul Istighfar agar Wafat Menjadi Ahli Surga

Dibaca satu kali: Allaahumma anta robbii, laa ilaaha illaa anta, kholaqtanii, wa anaa ‘abduka, wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa'dika mas-tatho'tu, a'uudzu bika min syarri maa shona'tu, abuu-u laka bini'matika ‘alayya, wa abuu-u laka bi-dzanbii, faghfir lii, fa-innahu laa yagh-firudz-dzunuuba illaa anta.

“Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakan aku. Aku adalah hambaMu. Aku akan setia pada perjanjianku denganMu semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmatMu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”

(HR Al Bukhari nomor 5522, 6306, dan 6323. At-Tirmidzi nomor 3393, An-Nasa'i 5522, dan lain-lain)

Keutamaan:
Dari Syaddad bin Aus radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Sayyidul Istighfar adalah bacaan: (doa di atas).” Kemudian beliau menyebutkan keutamaannya, “Barangsiapa yang membaca doa ini dengan penuh keyakinan di sore hari, kemudian dia mati pada malam harinya (sebelum pagi) maka dia termasuk ahli surga. Dan barangsiapa yang membacanya dengan penuh keyakinan di pagi hari, kemudian dia mati pada siang harinya (sebelum sore) maka dia termasuk ahli surga.”

Keterangan:
Dinamakan Sayyidul Istighfar karena bacaan istighfar di atas adalah lafal istighfar yang paling mulia dibandingkan lafal istighfar lainnya. Dalam lafal istighfar ini, terdapat delapan aspek yang menjadikan istighfar ini memiliki keutamaan yang besar:

– Dimulai dengan pujian kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

– Adanya pengakuan bahwa dirinya adalah hamba Allah, makhluk Allah yang berusaha menghambakan dirinya kepada Allah.

– Mengimani adanya janji Allah, sehingga sang hamba sangat berpijak pada ikrarnya untuk mendapatkan janji Tuhannya.

– Pengakuan akan kekurangan dirinya, dengan sekaligus memohon perlindungan kepada Tuhannya dari keburukan dirinya.

– Pengakuan terhadap banyaknya nikmat yang telah Allah berikan kepada dirinya, yang ini mewakili rasa syukur.

– Pengakuan terhadap banyaknya dosa dan kelancangannya, yang ini merupakan bentuk tobatnya.

– Diakhiri dengan permohonan ampunan yang setulusnya kepada Allah.

– Dengan keyakinan, tidak ada Dzat yang mampu mengampuni dosa-dosa hamba kecuali Allah, Sang Maha Kasih Sayang.

(Fiqh Al-Adiyah, 3/15)

Zikir Pagi Doa Istighfar Meraih Ampunan Dosa

Dibaca 100 kali dalam sehari: Astaghfirullaaha wa atuubu ilaih.

“Aku memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya.” (HR Al-Bukhari dengan Fathul Bari 11/101 dan Muslim 4/2075)

Hadis selengkapnya:
Dari Aghor bin Yasar Al Muzanni radliallahu ‘anhu, bahwa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Wahai para manusia, bertobatlah kepada Allah! Sesungguhnya aku bertaubat kepadaNya 100 kali dalam sehari.”

Keterangan:
– Dzahir hadis menunjukkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta ampunan dan bertobat.

– Bukankah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam orang yang ma'shum (terhindar dari dosa), lalu mengapa beliau perlu bertobat? Ada beberapa jawaban untuk pertanyaan ini:

– Ibn Batthal mengatakan: Para nabi adalah orang yang paling bersungguh-sungguh dalam beribadah, karena tingkatan makrifat (mengenal Allah) yang Allah berikan kepada mereka. Maka mereka adalah orang yang selalu istiqamah bersyukur kepada-Nya, istiqamah dalam mengakui segala kekurangannya, baik kekurangan ketika melaksanakan ibadah maupun kekurangan dalam keseharian dengan melakukan hal-hal yang mubah, sehingga tidak sempat berdzikir kepada Allah.

– Tujuan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak bertaubat adalah dalam rangka mengajari umatnya.

– Yang dimaksud “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ma'shum” adalah terhindar dari dosa-dosa besar atau ma'shum dari bentuk berkhianat dalam penyampaian syariat. Namun beliau tidak ma'shum dari dosa kecil dan kesalahan kecil. Sehingga beliau butuh untuk istighfar.

Istighfar Memohon Diampuni Dosa-dosa

Astaghfirullahal ‘adzim alladzi la ilaha illa huwal hayyul qoyyum wa atubu ilaihi

“Aku memohon ampunan kepada Allah yang Mahaagung. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Dia Yang Mahahidup dan Maha berdiri sendiri.”

Barang siapa mengucapkannya, niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun ia lari dari medan pertempuran. (HR Al Hakim dan dinilai sahih oleh beliau juga Syekh Al-Albany)

Allahu a'lam bisshawab.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.