PortalMadura.Com, Sumenep – Pemuda Penegak Hukum (PPH) yang menggelar aksi ke Polres Sumenep, Madura, Jawa Timur, tidak hanya lima oknum polisi yang diminta “dicopot”.
Ada satu lagi, yakni Humas Polres Sumenep. “Hasil investigasi kami, bahwa almarhum Herman bukanlah seperti apa yang disampaikan Humas Polres,” terang korlap aksi PPH Fathorrosi, Jumat (18/3/2022).
Herman (24), adalah pria yang disebut-sebut terduga “begal motor” oleh polisi dengan korban seorang perempuan.
Warga Dusun Polay Timur, Desa Gadu Timur, Kecamatan Ganding, Sumenep tersebut, tewas diberondong peluru di Jl. Adhirasa, Kolor, Sumenep, pukul 16.30 WIB, Minggu (13/3/2022).
Peserta aksi mendesak agar pejabat Humas Polres Sumenep segera dicopot. Selain itu, lima oknum Polres Sumenep yang sedang menjalani pemeriksaan di Polda Jatim ditindak tegas.
Mereka menilai, aksi penembakan hingga menghilangkan nyawa seseorang diduga melanggar HAM. Menurutnya, pihak kepolisian tugasnya melumpuhkan.
“Coba lihat saja di video (video viral). Setelah Herman terkapar dengan tembakan pertama, tapi polisi masih saja menembak berkali-kali hingga Herman meninggal dunia,” katanya.
Seharusnya, kata dia, polisi mengayomi dan melindungi masyarakat bukan membunuh. Pihaknya meminta Polres Sumenep bertanggungjawab.
“Gara-gara tindakan oknum anggota Polres Sumenep, anak Herman berstatus yatim,” tandasnya.
Aksi mereka ditemui Kapolres Sumenep AKBP Rahman Wijaya. Pihaknya mengaku akan berkoordinasi dengan keluarga korban. Baca Juga :