PortalMadura.Com – Islam melahirkan banyak ilmuwan yang berkontribusi pada perkembangan dunia. Sehingga terjadi perubahan yang baik dari zaman ke zaman.
Sebagaimana dilansir PortalMadura.Com dari laman okezone.com, berikut beberapa ilmuwan muslim yang berkontribusi besar pada dunia.
Abu Musa Jabir bin Hayyan atau di dunia barat dikenal dengan nama Geber
Dia bisa disebut bapaknya Ilmu Kimia lahir di Kuffah, Irak pada tahun 750 dan wafat pada tahun 803.
Kontribusi terbesar Jabir yaitu dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Imam Ja'far bin Muhammad As Shadiq keturunan ke 5 dari Nabi Muhammad SAW pada masa pemerintahan Manshur Addawaniqy di Baghdad.
Dia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam maupun di luar penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi zat kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap.
Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut.
Muhammad bin Musa al-Khawarizmi
Beliau merupakan seorang ahli dalam bidang matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia.
Lahir sekitar tahun 780 di Khwarizmi atau sekarang adalah Khiva, Uzbekistan dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad yang didirikan oleh Khalifah Bani Abbasiyah Al-Ma'mun, tempat dia belajar ilmu alam dan matematik, termasuk mempelajari terjemahan manuskrip Sanskerta dan Yunani
Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga dia disebut sebagai Bapak Aljabar. Al-Khwarizmi juga berperan penting dalam memperkenalkan angka Arab melalui karya Kitab al-Jam'a wa-l-tafriq bi-hisab al-Hind yang kelak diadopsi sebagai angka standar yang dipakai di berbagai bahasa serta kemudian diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke-12.
Dia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi dan astrologi.
Kontribusinya tidak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan. Kata “aljabar” berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam bukunya. Kata algorisme dan algoritma diambil dari kata algorismi, Latinisasi dari namanya. Namanya juga di serap dalam bahasa Spanyol, guarismo, dan dalam bahasa Portugis, algarismo bermakna digit.
Ahli geografi dan sains bumi Al-Mas'udi dan Abu al-Hasan Ali ibn al-Husayn ibn Ali al-Mas'udi
Beliau merupakan ahli sejarah dan ahli geografi yang lahir di Baghdad, Iraq menjelang akhir abad ke-9M.
Menurut buku berjudul Al-Mas'udi and His World, al-Mas'udi dilahirkan pada tahun 283H atau 895 M di kota Baghdad. Al Masudi dilaporkan meninggal dunia di Fustat (Mesir) pada tahun 345H atau 956M. Dia berketurunan Arab yaitu keturunan Abdullah bin Mas'ud seorang sahabat Nabi Muhammad.
Al- Mas'udi adalah seorang ahli sejarah, geografi, geologi, zoologi, ensiklopedi dalam bidang sains Islam, sekaligus pengembara. Banyak negari yang telah dia kunjungi dan puluhan karya yang telah dihasilkan.
Al mas'Udi disebut sebagai Pilinius dari sastra Arab, karena pengetahuan geografinya. Dalam bukunya Muruj az-Zahab wa Ma'adin al-jawahir, ia menjelaskan bagaimana terjadinya gempa bumi. Ia juga berkisah tentang laut mati, dan tentang kincir angin pertama, yang menurutnya mungkin sekali merupakan penemuan orang Islam. Ia juga merumuskan teori yang dapat dikatakan sebagai dasar awal dari teori evolusi.