6 Hikmah Ibadah Puasa Ramadan

Avatar of PortalMadura.com
6 Hikmah Ibadah Puasa Ramadan
ilustrasi

PortalMadura.Com – Puasa merupakan rukun Islam yang ketiga setelah syahadatain dan salat. Ibadah yang satu ini dikerjakan setiap bulan Ramadan selama sebulan penuh.

Perlu umat Muslim ketahui, bahwa dalam Islam, terdapat bermacam ibadah yang harus ditunaikan oleh setiap Muslim. Yaitu ibadah badaniyah, ibadah yang dilakukan dengan kekuatan badannya, seperti ibadah salat dan puasa. Ibadah maliyah, ibadah yang dilaksanakan dengan mengeluarkan harta benda miliknya karena-Nya, seperti zakat dan sedekah.

Ibadah badan maliyah, ibadah yang dilaksanakan dengan kekuatan badan dan kecukupan hartanya, seperti ibadah haji dan umrah. Ibadah yang berupa pelaksanaan suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan, seperti salat, zakat, dan haji.

Ibadah yang berupa meninggalkan dan menahan, seperti menahan dan meninggalkan makan, minum, dan segala hal yang membatalkannya, yakni ibadah puasa. Ibadah yang mengandung menahan dan meninggalkan ini bukan suatu yang negatif, karena sikap menahan dan meninggalkan ini dilakukan dengan kemauan sendiri dan penuh kesadaran, serta hanya mengharapkan keridaan-Nya.

Ibadah seperti puasa ini termasuk pekerjaan badaniyah dan memiliki bobot pahala tertentu di sisi-Nya. Hal ini diperkuat oleh hadis qudsi: “Setiap pahala anak Adam untuk dirinya kecuali puasa, ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya. Ia meninggalkan makan dan nafsu berhubungan intim hanya untuk-Ku” (Muttafaq alaih).

Baca Juga: Subhanallah, Ini Hikmah Puasa Dalam Perspektif Syariat dan Kesehatan

Ibadah memiliki banyak hikmah dan maslahat yang dapat dirasakan bagi yang menunaikannya, sebagaimana dikatakan oleh Dr Yusuf Qardhawi dalam kitabnya Fiqih Shiyam. Apa saja?.

Berikut ini uraiannya:

Pertama, membersihkan jiwa dengan menaati perintah dan menjauhi larangan-Nya. Melatih jiwa agar selalu menghambakan diri secara totalitas hanya kepada-Nya meskipun dengan menahan nafsu makan dan berhubungan intim serta menahan segala sesuatu yang menjadi kesenangan jiwa.

Kedua, berjuang melawan hawa nafsu, membiasakan sabar dan menahan kesenangan. Manusia memiliki banyak kemauan, salah satunya dalam hal berbuat baik. Dalam Islam, seseorang dituntut sabar dalam menjalankan ketaatan dan dalam meninggalkan kemaksiatan. Maka, tidak heran jika Rasulullah menamai bulan puasa sebagai bulan sabar, (HR Bazzar).

Ketiga, selalu ingat akan nikmat-Nya. Seseorang tidak akan mengetahui nilai suatu nikmat kecuali setelah ia pernah tidak mendapatkannya. Seseorang akan merasakan nikmat kenyang jika ia pernah merasa lapar. Setelah kenyang, akan berkata dalam hatinya, “Alhamdulillah”.

Keempat, terkandung hikmah sosial. Setiap orang yang berpuasa dipaksa untuk lapar meskipun ia seorang kaya. Ia dipaksa untuk merasakan lapar seperti yang dirasakan fakir miskin sehingga lahir karakter untuk dermawan.

Kelima, mengendalikan libido seksual. Berkaitan hal ini, Rasulullah menganjurkan kepada para pemuda yang belum mampu menikah agar mau berpuasa sampai ia mendapatkan kemampuan untuk menikah, (HR Bukhari).

Keenam, mengangkat derajat takwa. Puasa dapat menyiapkan dan membawa manusia kepada derajat takwa, yang menjadi tujuan disyariatkannya puasa.

Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS al-Baqarah : 183). Wallahu A'lam.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.