PortalMadura.Com, Sumenep – Realisasi program imunisasi campak dan rubella di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mendapatkan penolakan dari sejumlah tokoh masyarakat. Akibatnya, cakupannya masih rendah yakni 86 persen, padahal target cakupannya hingga akhir September 2017 ini harus mencapai 95 persen.
“Cakupan realisasi imunisasi campak dan rubella di Sumenep ini memang rendah. Ini disebabkan oleh adanya sejumlah tokoh masyarakat yang menolaknya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumenep, dr. Fatoni, Rabu (20/9/2017).
Ia menyampaikan, secara keilmuan vaksin MR itu memang tidak harus pakai label halal, karena tidak ada unsur babi dan saat ini perusahaan masih fokus pada produksi untuk memenuhi kebutuhan secara nasional.
“Meski beberapa tokoh menolak, tapi orang tua siswa tetap mau. Ini demi kebaikan anak bangsa,” ucapnya.
Ia menegaskan, ada beberapa kecamatan yang cakupannya rendah, diantaranya Kecamatan Talango, Batang-batang, Guluk-guluk, Arjasa dan Masalembu.
“Kami berharap sejumlah petugas di beberapa daerah yang cakupannya masih rendah tetap semangat dan terus berupaya agar bisa memenuhi target hingga akhir bulan September ini,” tukasnya. (Arifin/Putri)