PortalMadura.Com – Sebagian orang, khususnya kaum laki-laki lebih memilih melakukan masturbasi daripada bercinta. Alasannya bermacam-macam, misalnya takut, khawatir akan penyakit ‘seksual’ sampai dengan perasaan malu.
Namun, apakah masturbasi umum dilakukan terutama untuk para pria?. Sebagaimana menurut psikolog, Meity Arianty menjelaskan, masturbasi merupakan pemuasan nafsu ‘seks’ yang dilakukan dengan tangan yaitu menggesek-gesekan bagian alat kelamin hingga mencapai orgasme atau ejakulasi. Biasanya, perilaku ini dilakukan remaja yang sedang mengalami kematangan ‘seksual’, baik pria atau perempuan.
Hal ini sering terjadi ketika mereka dalam keadaan kurang mendapatkan pengarahan dan pendidikan yang benar. Bagi orang dewasa, masturbasi dilakukan dengan tujuan yang berbeda-beda, mulai dari tidak kuasa menahan nafsu, untuk mencegah berhubungan badan sembarangan, sampai yang iseng karena tidak punya kegiatan.
“Sejauh ini saya belum dapat penelitian pasti yang menyebutkan berapa batas jumlah masturbasi yang tergolong sehat, karena kondisi mental seseorang berbeda antar satu dengan yang lain,” terang Psikolog Mei.
Bagi sebagian pria, sambung Mei, dari hasil survei sebanyak 42% responden melakukan masturbasi setidaknya seminggu sekali dan 20% mengaku melakukan masturbasi setidaknya 4 kali seminggu.
Meski demikian, pria dianjurkan masturbasi sebanyak 21 kali dalam sebulan, dengan alasan dapat mengurangi stres, meningkatkan kualitas dan kuantitas sperma, dan mengurangi resiko kanker prostat. Karenanya, jika dilakukan dengan benar maka masturbasi dapat menyehatkan tubuh.
Oleh karena itu, sambung Mei, jika tujuannya adalah untuk mengurangi stres, masih ada hal lain yang bisa dilakukan yang lebih positif dan bermanfaat.
“Perlu diingat, keseringan masturbasi dapat menjadi masalah bila menggangu pekerjaan sehari-hari, misal jika terlalu sering menonton film porno di kantor, lebih suka menghabiskan waktu sendiri dibanding bersama orang lain, menimbulkan rasa tertekan atau bersalah,” katanya.
“Bisa merusak kelamin bila menggunakan alat-alat, dapat merusak hubungan dengan pasangan kalau akhirnya masturbasi dilakukan sebagai pengganti pasangan,” tambah dia.
Baca Juga : Ini 6 Kesalahan yang Sering Dilakukan Pria dan Wanita Saat Masturbasi
Beberapa faktor terjadinya masturbasi sebagai penyimpangan ‘seksual’ menurut (Utsman, 2000) antara lain di kalangan remaja karena pengaruh lingkungan yang terpapar rangsangan-rangsangan naluri ‘seksual’.
Misal dari gambar-gambar, foto-foto, cara berpakaian, dan berhias perempuan modern, semua dilihat di tv, majalah porno, koran murahan, novel-novel yang merangsang naluri biologis yang dapat membahayakan perkembangan jiwa, akal, dan mental.