Bukan Yasin, Baca Surat Ini Bila Ziarah ke Asta Partelon Sergang

Avatar of PortalMadura.com
Bukan Yasin, Baca Surat Ini Bila Ziarah ke Asta Partelon Sergang
Ada tiga batu nisan di pembatas tembok paling di timur Asta Partelon Sergang, Kec. Batuputih, Sumenep (@portalmadura.com)

PortalMadura.Com, – Melakukan ziarah atau berkunjung ke tempat keramat/mulia, seperti yang diyakini sebagai makam (asta) waliyullah tentunya untuk berdoa kepada Allah SWT.

Ziarah kubur menurut Islam hanyalah salah satu sarana agar seorang Muslim selalu beriman dan mengingat kematian. Dengan ziarah kubur, umat Islam akan mengingat bahwa kematian itu nyata.

Ziarah sendiri merupakan amalan sunah yang sangat dianjurkan dalam Islam, lebih-lebih berziarah ke makam orang tua sendiri. Maka perlu mengenali doa dan tata cara ziarah kubur sesuai sunah.

Bila Anda melakukan ziarah ke Asta Partelon Desa Sergang, Kecamatan , Sumenep, Jawa Timur, yang diyakini sebagai komplek , juga disarankan membaca (mengaji) Alquran.

Baca Juga : Asta Partelon Sergang Dipastikan Ada Sebelum Zamannya Bindara Saod

Surat dalam Alquran itu, bukan Yasin. “Kakek saya berpesan agar membaca Alquran surat Al Waqiah,” kata pemilik lahan, H. Ihksan (65), pada PortalMaduraTV, Rabu (8/9/2021).

Al Waqiah (hari kiamat) dengan 96 ayat tersebut disarankan dibaca pada komplek asta paling timur. Di komplek paling timur itu, ada tiga batu nisan dan diyakini yang tertua.

Se paleng temor, ngaji [Waqiah] ngadep ka bere' lao'. Yang paling timur, ngaji menghadap ke barat daya,” terangnya.

Di Asta Partelon Desa Sergang tersebut terdapat empat tembok pembatas, paling timur ada tiga batu nisan, sebelah baratnya enam batu nisan, dan di dua petak lagi yang juga ada pembatas tembok batu kumbung jumlah batu nisan lebih banyak.

Baca Juga : Pesan Kakek Pemilik Lahan Asta Partelon Sergang Bikin Merinding

Kakek pemilik lahan, bernama Anggur dengan julukan Ki Sambi [kesambi] yang meninggal pada usia 105 tahun.

Sebelumnya, Kepala Desa Sergang, Moh. Duki, Jumat (3/9/2021) menjelaskan, pada batu nisan maupun tembok pembatas tidak ada tanda berupa angka atau huruf yang menunjukkan identitas atau tahun.

Pemilik lahan dan warga sekitar, kata dia, sudah tahu secara turun-temurun. Hanya saja belum terurus dengan baik. “Dan kondisi batu nisan dan lainnya tetap tidak ada perubahan sedikit pun sejak dulu,” katanya.

Warga setempat menyebut ‘Asta' dan tidak ada penyebutan nama lain (nama orang). Lokasinya dekat dengan simpang tiga Desa Sergang (Asta Partelon/ Asta simpang tiga).

Duki sapaan akrab Moh. Duki bersama perangkat desa setempat baru merasa terketuk untuk memasang listrik saat ada warga yang datang untuk ziarah.

“Melalui musyawarah bersama warga dan perangkat desa, disepakati untuk dibersihkan serta pengadaan air dan listrik. Alhamdulillah, listrik dan air sudah ada,” ujarnya.

Pembersihan lokasi asta sudah berlangsung 20 hari. Warga sekitar kompak bergotong-royong. Dan masyarakat yang akan berziarah juga mulai ramai.

Rencana pemerintahan Desa Sergang akan melengkapi fasilitas untuk kebutuhan pengunjung. Salah satunya, pembangun musala dan MCK.

“Musala dan MCK sudah siap untuk dibangun,” ujarnya.

Pihaknya berharap, bagi pengunjung atau yang hendak melakukan ziarah agar tidak melakukan hal-hal yang negatif atau perbuatan menyimpang.

“Silakan ziarah, jaga kesopanan dan tidak dipungut biaya apapun,” tandasnya.(*)

Tonton Juga Video PortalMaduraTV

https://youtu.be/tG4I5gZ_8eM

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.