Dinkes Akui Uang Darah Ngendon, Tuding PMI Tidak Proaktif

Avatar of PortalMadura.Com
dok. Kantor Dinas Kesehatan Sumenep
dok. Kantor Dinas Kesehatan Sumenep

PortalMadura.Com, – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur dr A Fatoni menuding pihak PMI tidak proaktif untuk melakukan koordinasi, baik dengan Rumah Sakit maupun dengan Dinkes untuk mencairkan anggaran darah bagi pasein dari keluarga kurang mampu.

“Kalau ditanyakan dengan baik ke Rumah Sakit maupun ke Dinkes, saya yakin tidak sampai terjadi hal semacam ini, karena dana untuk darah selalu kami sediakan setiap bulan,” tegas Fatoni, Jumat (17/10/2014).

Selama ini, PMI sebagai instansi penyedia darah merasa tidak dibayar oleh rumah sakit maupun oleh Dinkes. Sehingga, untuk mendapatkan dana operasional, PMI meminta uang jaminan kepada warga yang sedang membutuhkan darah.

Padahal, persoalan tersebut terjadi karena kesalahan komunikasi, dugaan PMI tentang tunggakan uang penebusan darah sampai berbulan-bulan itu juga tidak benar. Sebab, dana klaim dari PMI sebenarnya sudah disediakan tiap bulan oleh Dinkes. “Hanya saja, tidak ada orang dari PMI yang menanyakan maupun mengambilnya. Akibatnya, uang itu ngendon di Dinkes,” dalihnya.

Untuk menghindari terjadinya hal serupa, pihaknya berjanji akan lebih proaktif untuk mempertanyakan biaya atau tunggakan ke PMI setiap bulan. Disamping itu, ia meminta pihak PMI tidak mengambil kebijakan secara sepihak yang akan berdampak negatif pada masyarakat luas.

Fatoni juga mendesak RSD Sumenep, agar melakukan perubahan prosedur dalam proses pengambilan darah ke PMI. “Jika ada pasien yang membutuhkan darah atau keluarga pasien yang ingin mendonorkan darahnya, harus didampingi petugas dari rumah sakit, sehingga keluarga pasien tidak kebingungan. Keluarga pasein jangan disuruh mengurus sendiri,” tandasnya.(dein/htn)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.