Dungkek dan Komunitas Peranakan Muslim Tionghoa

Avatar of PortalMadura.com
Pemakaman-Komunitas-Muslim-Tionghoa
Pemakaman Komunitas Muslim Tionghoa

PortalMadura.Com, – Dungkek atau nama kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur seringkali dikaitkan dengan komunitas muslim Tionghoa. Bahkan, seringkali dijadikan penelitian sejumlah mahasiswa dan akademisi lainnya.

Nama “Dungkek” ternyata mempunyai dua versi, dalam catatan budaya-tionghoa.net, disebutkan bahwa asal muasal kata Dungkek adalah ‘dong kek' ( tongke 通客 ) atau tempat masuknya para pendatang dari Tiongkok (sengkek新客 ).

Imam selaku pengurus Kelenteng Pamekasan menyebutkan, jika di wilayah Kecamatan Dungkek memang tempat masuknya pendatang warga Tiongkok, karena ada pelabuhan yang sampai saat ini masih dimanfaatkan oleh masyarakat.

Versi kedua, Dungkek adalah ‘madung singkek' yang mengandung arti ‘ singkek yang menggali batu' atau juga ‘dudung singkek'.

Pada abad ke 18, Marga Tjoalah yang pertama datang sebagai tukang batu untuk menggali batu dan memahat batu yang digunakan sebagai bahan bangunan untuk gapura Masjid Agung Sumenep yang dibangun pada tahun 1779 dan juga Keraton Sumenep yang dibangun pada tahun 1781.

Saat ini, di Desa Lapa Laok dan Dungkek memang banyak Peranakan pemakaman Komunitas Muslim Tionghoa. “Di lokasi pemakaman itu memang benar nisannya tetap bernuansa Tionghoa, tapi yang sudah masuk agama Islam diatasnya ada nisan bercirikan Islam,” kata Abdul Kafe, warga Dungkek, Sumenep, Rabu (3/9/2014).

Ia juga mengaku jika buyutnya juga warga keturunan Tionghoa. “Buyut saya juga Tionghoa, dan semua keturunannya memeluk agama Islam,” terangnya.

Komunitas muslim Tionghoa hidup rukun dengan warga setempat. Selain mereka kebanyakan memeluk agama Islam juga telah melakukan perkawinan dengan warga pribumi. “Ada juga, yang keturunannya hidup di Surabaya, tapi sewaktu-waktu tetap pulang ke Dungkek,” ujarnya.

Warga Tionghoa yang bertempat tinggal di Dungkek, memang masih ada yang memeluk agama Kong Hu Cu dan Kresten, namun tetap hidup rukun dengan lingkungan sekitar. “Komunitas warga Tionghoa masih tetap kental dangan budayanya sendiri,” tandasnya. (htn)

http://youtu.be/-gxqBI-1ue4

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.