PortalMadura.Com, Sumenep – Ketua Aktifis Gugus Anti Korupsi Indonesia (GAKI), Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Ahmad Farid dengan tegas menyatakan, bahwa rakyat miskin jangan dibodohi.
“Dua pasien dari kalangan tidak mampu itu, sudah mengantongi surat pernyataan miskin (SPM) yang ditandatangani kepala desa, surat rujukan dari UPT Puskesmas Guluk-guluk sudah ada. Keduanya ber KTP dan ada kartu keluarga,” ujarnya, pada PortalMadura.Com, Rabu (23/11/2016) dini hari.
Pasien yang ‘diusir' oleh pihak rumah sakit itu, menderita gondok dibagian lehernya sebesar telur ayam. Keduanya adalah Isrijeh (45) dan Suama (55), keduanya warga Dusun Talesek, Desa/Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep.
Menurutnya, jika ada pejabat atau siapapun orangnya yang menyatakan kedua pasien tidak mengantongi surat-surat lengkap sebagaimana kebutuhan pasien kurang mampu, adalah salah besar. “Munafik itu!. Kalau pejabat berarti mengilak dari fakta. Kalau warga biasa, ya… bisa ditafsiri sendiri,” katanya dengan nada geram.
Pembelaan yang dilakukan Gaki pada warga miskin yang ‘diusir' dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moh Anwar Sumenep, bukan untuk menyudutkan, tetapi ada prosedur yang diabaikan oleh pihak terkait yakni Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep yang tidak mau mengeluarkan rekomendasi dengan alasan pasein SPM penuh. Dampaknya, pasien ‘diusir' dari rumah sakit.
“Namun, kalau menempuh jalur umum atau BPJS akan dilayani. Ini kan lucu, anggaran untuk warga miskin kan sudah tersedia. Apanya yang salah? kenapa ditolak?. Jangan-jangan ada sistem yang memang tidak berjalan atau mereka (pejabat, red) hanya asal bapak senang (ABS),” ucapnya.
Baca: Alasan SPM Penuh, Dua Warga Miskin ‘Diusir' Dari Rumah Sakit Sumenep
Ia pun bersumpah, atas kebenaran fakta akan melakukan pembelaan kepada kedua pasien tersebut.
Baca: Akhirnya, Dua Warga Miskin Yang “Diusir' dari RSU Sumenep Ditampung di Sekretariat Gaki
(Hartono)