Apakah sebutan Demung didapat dari daerah asal (Demongan), ataukah setelah menetap di Plakaran? RP. Hamid tak berani memastikan.
“Yang pasti sebutan itu menunjukkan jenjang kepangkatan. Itu artinya Ki Demung Plakaran adalah salah satu orang penting di kerajaan. Namun hingga kini belum ada bukti kongkrit yang bisa dijadikan pembenaran perihal sebutan serta di kerajaan tempat beliau mengabdi,” ujar kakek dari sembilan cucu ini.
Pada masa itu, di wilayah Madura, tepatnya Sumenep, telah berdiri kerajaan sejak abad ke-12 dengan Arya Wiraraja sebagai raja pertama yang diangkat tahun 1269. Sedang di Jawa Timur, kebesaran Kerajaan Majapahit masih terdengar seantero Nusantara.
Memimpin Kerajaan Plakaran
Ki Demung Plakaran adalah sosok yang gemar berkelana dan bertapa, dengan maksud lebih mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Setelah memantapkan hati ingin berkelana, beliau meminta restu dari kedua orang tuanya. Rute perjalanan spiritual beliau menuju ke arah barat. Berawal dari Demongan, dan berakhir di Plakaran.
“Sejarah tutur mengatakan kalau Ki Demung Plakaran telah memeluk agama Islam. Beliau bahkan turun langsung menyebarkan Islam dari rumah ke rumah. Namun ada pula yang meragukan keislaman beliau. Oleh karena pada abad ke-14 keyakinan yang dipeluk masyarakat Madura Barat adalah Hindu-Budha,” cetus RP. Hamid.
Setelah menetap di Plakaran, Ki Demung kemudian mempersunting kembang desa bernama Nyai Sumekar. Dari pernikahan tersebut dikaruniai lima anak yang kesemuanya laki-laki. Mereka adalah Ki Adipati Pramono, Ki Adipati Pratolo, Ki Adipati Pratali, Ki Adipati Panangkan, dan Ki Adipati Pragalbo.
“Dikatakan pula dalam sejarah tutur jika keturunan (anak) Ki Demung Plakaran berjumlah 38 putra-putri. Namun yang tercatat secara resmi dalam sejarah hanya lima, yang tak lain kelima putra dari pernikahannya dengan Nyi Sumekar,” ungkap pria 72 tahun yang sejak tahun 2017 menjabat ketua Yayasan Kesultanan Bangkalan.
Di wilayah yang kini bernama Desa Plakaran, Ki Demung sangatlah dihormati. Perilaku sopan terhadap sesama yang ditunjukkan serta tutur bahasa santun yang terucap membuatnya jadi panutan. Pola pemikiran yang beliau terapkan kemudian melahirkan sistem atau aturan berkehidupan dan bermasyarakat di wilayah Plakaran. Beliau pun didaulat menjadi pemimpin Plakaran. Wilayah tersebut kemudian bernama Kerajaan Plakaran.
Pangeran Islam Ongghu’
Setelah Ki Demung wafat, pimpinan Kerajaan Plakaran beralih ke tangan Ki Adipati Pragalbo atau Pangeran Pragalbo. Putra bungsu Ki Demung Plakaran ini mempunyai tiga istri. Dari ketiganya lahir lima anak yang kesemuanya berjenis kelamin laki-laki.
Dari istri pertama, Nyi Angsuko, dikaruniai seorang putra bernama Pangeran Maloyo (Ki Pradono). Dari istri kedua, Nyi Padopo, lahir Pangeran Tanjung Waringin (Ki Pradoto).
Sedang dari istri ketiga, Nyi Ageng Mamah, lahir tiga putra yang masing-masing diberinama Ki Pratanu (Panembahan Lemah Duwur), Ki Prakoso (Pangeran Welaran), serta Ki Pranoto (Pangeran Tanjung Pura).
Masa kepemimpinan Pangeran … Selengkapnya