PortalMadura.Com, Sumenep – Pasien nomor 6 yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur keberatan dengan data Covid-19 yang disajikan tim Satgas Covid-19 di Sumenep.
Pasien nomor 6 berinisial P (32) warga Kecamatan Kota Kabupaten Sumenep menyampaikan, pihaknya tidak pernah kontak dengan tetangganya yang dinyatakan positif Covid-19.
“Kok bisa terpapar dari saya. Nyebut nama lembaga saya lagi. Kan gak baik,” katanya via telepon pada PortalMadura.Com, Rabu (27/5/2020) malam.
Pasien P yang saat ini menjalani perawatan intensif di Surabaya memaklumi jika bapaknya menjadi pasien transmisi Covid-19 dari dirinya.
“Kalau bapak saya wajar la, memang kontak fisik. Tetangga saya kok klasternya disebut dari lembaga saya. Saya gak pernah ketemu kok,” ujarnya dengan nada kecewa.
Kekecewaan pasien nomor 6 Covid-19 yang dinilainya akan membentuk stigma masyarakat kurang baik adalah penyebutan tiga pasien positif Covid-19 saat jumpa pers dari klaster lembaga atau tempat ia kerja di Surabaya.
Bahkan, pernyataan Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Sumenep itu tersebar di media sosial (medsos), seperti YouTube. “Saya sama sekali gak pernah interaksi sama tetangga,” kembali menegaskan.
Sebelumya, Tim Covid-19 Kabupaten Sumenep menggelar jumpa pers di Posko Covid-19 yang dihadiri Bupati Sumenep, A Busyro Karim lengkap dengan Forkopimda dan tim satgas setempat.
Usai jumpa pers, Ketua Tim Covid-19 Kabupaten Sumenep, dr. Andre Dwi Wahyudi memperjelas klaster empat terkonfirmasi positif Covid-19.
“Saya luruskan yang Pak Bupati, tadi. Yang empat itu, dua dari klaster pasien nomor 6 (transmisi lokal) yaitu bapaknya dan tetangganya,” sebutnya.
Sedangkan satu pasien klaster dari pasien dalam pengawasan (PDP) yang pemulasaran jenazahnya mengikuti prosedur protokol Covid-19, pada Jumat (15/5/2020). “Itu putrinya dari pasien PDP,” terangnya.
Video Pemulasaran Jenazah PDP KLIK DISINI.
Sedangkan satu pasein klaster Jakarta ada di Kecamatan Talango, pulau Poteran. “Yang bersangkutan (positif Covid-19) tidak ke Jakarta, tapi putranya dinas di Jakarta dan pulang ke Sumenep. Lalu ibunya sakit,” katanya.
Pihaknya mencurigai virus corona sehingga dilakukan swab. “Dan ternyata hasilnya positif Covid-19,” tandasnya.
“Jadi, yang empat itu, dua klaster pasien nomor enam. Satu klaster dari PDP yang meninggal dan satu klaster Jakarta,” pungkasnya.(*)