Legislator, Perombakan Struktur PT WUS Harga Mati

Avatar of PortalMadura.Com
Ist. dok. Massa Demo BUMD awal Januari 2013
Ist. dok. Massa Demo BUMD awal Januari 2013

PortalMadura.Com, – Kinerja PT Wira Usaha Sumekar (WUS), salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur menjadi sorotan publik.

BUMD yang bergerak dibidang stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) itu selalu merugi, padahal pemerintah setempat telah melakukan penyertaan modal sebesar Rp7,4 miliar pada tahun anggaran 2008 dan 2013.

“Semua orang di harus diganti dan itu harga mati. Kalau PT WUS itu benar-benar ingin bermanfaat bagi masyarakat Sumenep,” kata anggota Komisi III DPRD Sumenep,  Moh Yusuf, Senin (2/5/2016).

Menurut politisi PKS ini, diinternal PT WUS harus segera dibenahi, jika tidak, dipastikan akan menjadi beban bagi anggaran pemerintah.

“Bupati harus bertindak cepat, jangan mempertahankan orang-orang yang tidak bisa bekerja, hanya menghabiskan anggaran, tanpa ada hasil yang jelas,” tegasnya.

Ia menyampaikan, bupati jangan memberikan kepercayaan pada orang yang tidak mempunyai kemampuan dalam bidangnya. Karena masih banyak orang yang mempunyai kapasitas dalam mengurus BUMD yang bergerak dibidang SPBU tersebut.

“Punya jasa apa Sitrul itu ke Bupati, sampai-sampai mempertahankan diposisi Direktur PT WUS, padahal kinerjanya tidak jelas,” ungkapnya dengan dana kecewa.

Lebih lanjut ia mengkritisi, Bupati Sumenep, A Busyro Karim, jangan dulu bermimpi mau membenahi Sumenep, benahi dulu PT WUS. “PT WUS jangan hanya menjadi tempat yang dianggap berjasa pada bupati,” ucapnya.

Selama ini, sambungnya, PT WUS menjadi beban bagi pemerintahan Sumenep. Buktinya, pada tahun 2015, Sumenep hanya mendapatkan opini Wajar dengan Pengecualian (WDP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, karena penyertaan modal terhadap PT WUS tanpa disertai peraturan daerah (Perda).

“Harusnya, penyertaan modal itu bisa berbanding lurus dengan kontribusi terhadap PAD. Lah, ini kan tidak,” tukasnya.

Penyertaan modal bagi PT WUS itu diilakukan pada tahun 2008 sebesar Rp4,1 miliar lebih dan pada tahun 2013 dilakukan dua kali yakni Rp1 miliar lebih dan yang kedua sebesar Rp2,1 miliar lebih. Namun, penyertaan modal itu sia-sia karena PT WUS tidak berkontribusi terhadap PAD. (arifin/har)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.