Setelah menikah, sang raja memutuskan kembali ke keraton. Nyai Pocong kemudian melahirkan anak laki-laki yang kemudian dikenal dengan panggilan Ke’ Lesab. Saat bermain dengan teman-teman sebayanya, Ke’ Lesab kerap menjadi ejekan dan bahan tertawaan.
“Kamu pandai bersilat dan lainnya, juga pandai bertani. Tapi kami tidak pernah melihat kamu bersama ayahmu. Kemana ayahmu Lesab?”. Begitulah kira-kira bunyi pertanyaan salah satu teman yang terus mengganggu pikirannya hingga menjelang dewasa.
Saat menanyakan siapa ayahnya pada sang ibu, awalnya Nyai Pocong tidak kuasa menjawab. Ke’ Lesab terus mendesak, hingga sang ibu pun menceritakan kalau Ke’ Lesab adalah anak seorang raja di Keraton Bangkalan. Mendengar cerita tersebut, Ke’ Lesab lalu meminta izin untuk bertemu dengan sang ayah.
Sesampainya di alun-alun, Ke’ Lesab melihat bangunan keraton. Setelah bertemu dengan abdi dalem, ia mengutarakan maksud ingin bekerja di keraton, dan diterima sebagai pemberi makan kuda keraton. Suatu ketika ada seekor kuda yang mengamuk saat hendak dimasukkan ke kandang. Melihat kejadian itu Ke’ Lesab langsung turun tangan. Setelah dinaiki dan dikendalikannya, kuda tersebut luluh dan berjalan menuju kendang.
Sang raja …