Sang raja yang melihat kejadian itu tampak heran melihat wajah Ke' Lesab yang mirip beliau. Raja lalu memanggilnya, dan bertanya berasal dari mana serta anak siapa. Beliau terkejut setelah mendengar jawaban Ke' Lesab. Raja menyimpan keyakinan kalau Ke' Lesab adalah buah hatinya dari Nyai Pocong. Ke' Lesab juga marasakan hal yang sama jika raja di hadapannya adalah ayah yang ia cari.
Raja kemudian memerintahkan Ke' Lesab sebagai abdi dalem yang bertugas memandikan kuda miliknya. Perasaan gembira Ke' Lesab bertolakbelakang dengan perasaan sang raja yang malu mempunyai anak dari seorang perempuan desa. Ke' Lesab diberi tempat tinggal di Duko. Di tempat ini Ke' Lesab mengajar seni bela diri pencak silat pada para pemuda. Ia juga seorang terapis, yang bisa menyembuhkan orang sakit.
Belanda yang mengetahui Ke' Lesab mengajar silat kemudian menghasut raja. Segala pergerakan yang dilakukan Ke' Lesab di Duko harus diawasi atau dijaga. Oleh karena mendapat penjagaan ekstra dari keraton, wilayah kini menjadi kelurahan tersebut lantas dinamakan Pejagan.
Ke' Lesab yang mencium gelagat buruk ini lalu menjauh. Selain memilih bertapa di Gunung Gegger, ia masih mengajar pencak silat dan menyembuhkan orang sakit. Dalam pertapaannya, Ke' Lesab mendapat senjata Kodhi' Carancang, yang kelebihannya bisa melukai atau membunuh lawan tanpa dikendalikan oleh tangan (terbang dengan sendirinya).
Timbul keinginan …