Timbul keinginan Ke’ Lesab untuk menguasai Madura. Ia didukung para pengikutnya. Mereka adalah para pemuda yang dilatih pencak silat serta yang disembuhkan penyakitnya oleh Ke’ Lesab. Pergerakan Ke’ Lesab dimulai dari timur. Sumenep adalah wilayah yang ditaklukkan pertama kali, kemudian Pamekasan dan Sampang. Praktis tidak ada perlawanan berarti dari penguasa ketiga wilayah tersebut. Versi lain menyebutkan jika upaya menaklukkan Madura adalah syarat dari sang ayah yang harus dijalankan Ke’ Lesab.
Saat tiba di Kecamatan Blega (Bangkalan), Ke’ Lesab memutuskan untuk bermalam. Dalam tidurnya ia bermimpi melihat pohon bercabang empat. Satu per satu cabang dapat dipotong. Saat memotong cabang keempat, Kodhi’ Carancang yang diayunkan justru memantul dan terlepas dari tangan. Ke’ Lesab seketika terkejut dan terbangun.
Rupanya mimpi tersebut pertanda buruk. Keberadaan Ke’ Lesab di Blega sampai ke telinga Raja Bangkalan lewat telik sandi. Ambisi Ke’ Lesab menaklukkan wilayah terakhir, yaitu Bangkalan, tetap dijalankan meski harus berhadapan dengan raja yang tidak lain ayah kandungnya sendiri.
Skenario melumpuhkan Ke’ Lesap secara halus telah disusun matang oleh raja. Saat pergerakan Ke’ Lesap sampai di Desa Tonjung (Kecamatan Burneh, Bangkalan), ia terkejut dikarenakan tidak ada perlawanan dari pasukan Keraton Bangkalan. Ke’ Lesab dan pengikutnya justru disambut oleh bunyi-bunyian karawitan beserta para penari perempuan. Taktik ini dijalankan sebagai jebakan, dengan cara inilah Ke’ Lesab bisa dikalahkan.
Prajurit keraton …