Untuk mengatasi ketimpangan irigasi, sekaligus upaya peningkatan kualitas tanaman serta intensitas panen, pemerintah Desa Pocong berinisiatif membuat sumur bor. Tidak kurang 20 sumur bor telah dibuat untuk mengairi sawah tadah hujan. Satu sumur bor diperuntukkan untuk irigasi bagi lima atau lebih petak sawah.
“Sebelum ada sumur bor, petani hanya bisa panen dua sampai tiga kali setahun. Sekarang alhamdulillah bisa panen sepanjang musim. Tak ada lagi sebutan sawah tadah hujan di Dusun Karang Asem,” ujar Masturi.
Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dikelola pemerintah daerah Desa Pocong turut mengatasi permasalahan petani dari segi irigasi. Badan usaha yang dibentuk sesuai kebutuhan dan potensi desa ini kini telah memiliki aset berupa mesin pompa dan traktor. Kedua alat ini dapat digunakan oleh para petani di Dusun Karang Asem, juga dua dusun lainnya, untuk mengairi serta membajak sawah.
Bom Bali I Redupkan Seni Ukir
Potensi lain yang dipunyai Desa Pocong adalah seni ukir kayu. Bentuk dan motif ukiran kayu terlihat pada wujud perabotan berupa meja, kursi, lemari, meja hias, serta perabotan lainnya. Sejumlah pemborong bahkan tidak ragu membeli ukiran asal desa ini untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi.
Ada dua macam …