Mengenal Jemparingan, Panahan Tradisional yang Digemari di Bangkalan (Part 1)

Avatar of PortalMadura.com
Mengenal Jemparingan, Panahan Tradisional yang Digemari di Bangkalan (Part 1)
Sebagian anggota Paguyuban Jemparingan Songgo Sukmo (PJSS). Tampak di antara mereka adalah anak-anak (Foto: Istimewa)

Posisi badan dan cara memanah itulah yang dijadikan simbol filosofi yang dikandung . Duduk bersila melambangkan bahwa manusia itu sama atau sederajat di mata Sang Pencipta. Menegakkan badan saat duduk diartikan manusia harus siap atau berani menghadapi segala kemungkinan yang terjadi dalam hidup.

Mengenal Jemparingan, Panahan Tradisional yang Digemari di Bangkalan (Part 1)
Latihan jemparingan bersama di halaman kantor Pengadilan Negeri (Foto: Istimewa)

Tiga jari (telunjuk, tengah, dan manis) melambangkan cipta, rasa, dan karsa. Atau bisa juga diterjemahkan adanya keseimbangan hidup yang terjadi antara tiga komponen penting, yaitu manusia, alam (lingkungan), serta Tuhan. Filosofi ibu jari menempel di rahang dimaksudkan bahwa seorang ibu harus mampu menjadi penyeimbang dalam kehidupan rumah tangga.

Posisi membidik sasaran dengan cara yang benar dimaknai hendaklah usaha atau ikhtiar manusia untuk mencapai tujuan dilakukan lewat jalan yang benar. Sedangkan melepas anak panah ke sasaran mengandung filosofi tawakal, yaitu bahwa Tuhan-lah yang menentukan hasil akhir setiap ikhtiar yang dilakukan manusia. (bersambung)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.