Posisi badan dan cara memanah itulah yang dijadikan simbol filosofi yang dikandung jemparingan. Duduk bersila melambangkan bahwa manusia itu sama atau sederajat di mata Sang Pencipta. Menegakkan badan saat duduk diartikan manusia harus siap atau berani menghadapi segala kemungkinan yang terjadi dalam hidup.
Tiga jari (telunjuk, tengah, dan manis) melambangkan cipta, rasa, dan karsa. Atau bisa juga diterjemahkan adanya keseimbangan hidup yang terjadi antara tiga komponen penting, yaitu manusia, alam (lingkungan), serta Tuhan. Filosofi ibu jari menempel di rahang dimaksudkan bahwa seorang ibu harus mampu menjadi penyeimbang dalam kehidupan rumah tangga.
Posisi membidik sasaran dengan cara yang benar dimaknai hendaklah usaha atau ikhtiar manusia untuk mencapai tujuan dilakukan lewat jalan yang benar. Sedangkan melepas anak panah ke sasaran mengandung filosofi tawakal, yaitu bahwa Tuhan-lah yang menentukan hasil akhir setiap ikhtiar yang dilakukan manusia. (bersambung)