Para Orang Tua, Ini 5 Strategi Rasulullah Atasi Problem Anak yang Patut Ditiru

Avatar of PortalMadura.com
Para Orang Tua, Ini 5 Strategi Rasulullah Atasi Problem Anak yang Patut Ditiru
ilustrasi

Pemutusan Hubungan dari Jemaah
Jika peneguran secara langsung, sindiran dan celaan belum efektif, maka “pemutusan” (sementara) hubungan dari jemaah bisa dilakukan. “Saat Ka’ab bin Malik ra. tidak ikut perang Tabuk, sanksi yang diberikan Rasulullah padanya adalah melarang para sahabat berbicara dengannya sampai 50 malam dan pemutusan hubungan” (HR. Bukhari).

Pada peristiwa itu ada nilai pendidikan penting. Orang yang diputus sementara hubungannya, bisa membuatnya sadar akan kesalahannya. Selain itu, pemutusan hubungan juga menanamkan betapa berartinya jemaah bagi individu. Lebih dari itu, bisa dijadikan sebagai tolak ukur kedisiplinan anak didik kepada guru atau orang tua.

Pemukulan
Dalam hadis riwayat Abu Dawud dan Hakim ada perintah kepada orang tua agar menyuruh anaknya salat saat berusia 7 tahun. Ketika sudah berumur 10 tahun tidak salat, maka diperintahkan ‘memukul’ anak.

Pemukulan di sini bukan membabi buta dan membekas pada anak. Tapi lebih kepada proporsional sekadar untuk mengingatkan. Namun, pada kenyataannya sekarang, di tengah iklim pendidikan yang terlalu berlebihan menyikapi HAM, maka tindakan pemukulan oleh orang tua atau guru dianggap sebagai tindakan kriminal.

Akibatnya, ada beberapa guru yang harus meringkuk di jeruji besi akibat hukuman pemukulan yang dilakukan. Padahal, berkaca pada pendidikan di masa lalu yang melahirkan tokoh-tokoh besar, cara-cara pemukulan dalam batas kewajaran adalah bagian dari metode untuk mendisiplinkan murid.

Baca Juga: 3 Bimbingan Orang Tua Pada Anak Agar Berakhlak Mulia

Menyikapi hukuman pemukulan secara berlebihan hingga menafikannya sama sekali, akan menimbulkan dampak negatif pada mental anak. Selain cengeng, mereka akan menjadi anak didik yang rapuh secara mental, susah disiplin dan mudah jatuh semangatnya.

Untuk hukuman semacam ini Rasulullah bahkan pernah bersabda: “Gantunglah cemeti (cambuk) agar keluarganya tahu. Karena yang demikian adalah pelajaran bagi mereka.” Atau dalam hadis lain, “Dan gantunglah cemeti agar keluarganya tahu” (HR. Thabrani).

Nah, dari kelima cara itu sifatnya bisa fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan bentuk kesalahan yang dilakukan anak. Pada intinya, hal itu adalah di antara langkah untuk membetulkan dan meluruskan anak yang merupakan salah satu arti dari tarbiyah (pendidikan). Wallahu A’lam.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.