“Perahu buatan Kampung Jarat Lanjang dinamakan alis-alis. Kalau dibandingkan perahu lain di Madura jelas ada bedanya. Ilmu pembuat perahu umumnya diperoleh secara turun-temurun. Kalau saya dari ayah dan saudara,” ujar Mustaim (55), salah satu pembuat perahu alis-alis kepada PortalMadura.Com beberapa waktu lalu.
Gaung perahu alis-alis tak hanya terdengar di Bangkalan. Pemesan datang dari berbagai penjuru daerah di Madura. Sedang dari luar pulau, yang jaraknya tergolong dekat, pemesan kebanyakan berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, hingga Tuban.
Untuk daerah Surabaya, perahu alis-alis banyak dipesan oleh nelayan dari Kecamatan Kenjeran. Faktor kedekatan jarak membuat pemesan asal Kenjeran bisa leluasa memantau tiap tahap pembuatan. Ratusan perahu alis-alis yang tertambat di sepanjang pantai Kenjeran seakan menegaskan kalau perahu tradisional ini bisa diandalkan untuk mengarungi lautan. Tentu saja dengan harapan membawa pulang hasil tangkapan yang memuaskan.
Memanfaatkan lahan kosong milik saudaranya, Mustain mendirikan tempat pembuatan perahu yang terlihat sederhana. Terpal plastik yang ditopang beberapa lonjoran bambu dipakai sebagai atap sekaligus ruang kerja terbuka. Manakala hujan turun, aktifitas pembuatan perahu harus dihentikan.
Mustaim tentu tak sendiri menjalankan pekerjaan yang membutuhkan kesabaran, ketelitian, serta waktu berhari-hari. Pembuatan perahu haruslah dikerjakan secara kelompok. Selain dirinya, ada empat orang lagi dengan status pekerja tetap setiap kali mengerjakan perahu pesanan. Makin cepat pengerjaan, makin cepat pula uang diterima.
Selesainya … Selengkapnya