Resensi Buku – Ketika Cinta di Jalan yang Salah

Avatar of PortalMadura.Com
Resensi Buku – Ketika Cinta di Jalan yang Salah
Screenshot_1 (Di Kaki Langit Ar-Rahman

PortalMadura.Com – Tuhan menciptakan makhluknya berpasang-pasangan, tidak ada pengecualian hewan, tumbuhan, dan Manusia. Pelajaran penting bagi manusia untuk menentukan pilihannya dengan sebenar-benarnya. Dalam ajaran Islam, pemilihan pasangan ada beberapa tahapan, seperti perkenalan, saat ini disebut pacaran, tapi pacaran secara Islami. Kedua, bertunangan, hal ini sebenarnya hampir sama dengan tahap perkenalan, mengenal satu sama lain. Lalu dilanjutkan pada tahap pernikahan.

Namun untuk menemukan cinta yang sebenarnya begitu sulit dikehidupan ini. Karena ketika kita dihadapkan pada persoalan “cinta” manusia layaknya orang bodoh. Kenapa begitu? Jawabannya sangat sederhana karena kata “cinta” yang akan membawa perubahan besar bagi kehidupan manusia. Dalam agama Islam masalah cinta diatur begitu ketat. Satu contoh, masalah perbedaan agama. Banyak pendapat mengenai perjodohan beda agama. Perempuan Islam tidak boleh menikah dengan lelaki non-Islam. Namun ketika laki-laki Islam ada sebagian ulama membolehkan, ada juga yang tidak membolehkan.

Sebut saja dalam novel “Di Kaki Langit Ar-Rahman” sebuah trilogy novel mini karya M Khazin El-Zifa, menggambarkan suatu percintaan beda agama. Dari buku ini, masalah klasik yang sering dibicarakan akhirnya muncul menjadi sebuah cerita dalam bentuk novel. Bagaimana seorang perempuan katolik bisa merasakan cinta Ayatullah dengan seorang muslim sejati. Sejauh ini sangat banyak dikalangan kita, karena cinta ia mengorbankan agamanya. Ia rela menjadi muslim karena mengejar cinta. Seperti yang dikatakan di atas.

Persoalan cinta begitu rumit untuk dipahami. Manakala kita sebagai manusia normal berhak untuk mencintai dan dicintai, tapi ketika dihadapkan pada hal tersebut, agama hanya menjadi Sebuah masalah kecil dalam kehidupan. Cinta membuat orang buta, tuli bahkan bisa menyebabkan kematian. Tidak jarang kita temukan dalam kehidupan sekarang, seorang perempuan dan laki-laki hanya karena persoalan cinta ia rela mengorbankan keyakinan, kehidupannya, bahkan keperawanannya. Tidak hanya itu, masih banyak kejadian-kejadian cinta yang membuat kita lupa akan segala hal.

Masalah cinta itu seperti ujung jalan. Tiada berpenghujung untuk ditemukan, tiba-tiba menemukan kebuntuan, kadang-kadang juga terus berlanjut hingga tidak menemukan ujung tersebut. Seperti ibarat anak muda sekarang cinta bagaikan jailangkung. Datang tanpa diundang, pergi tanpa diantar. Padahal cinta adalah hal yang sangat sakral dalam kehidupan manusia. Karena kita lahir dimuka bumi ini disebabkan karena adanya dua insan yang saling bercinta dan mencinta, sebut saja ayah dan ibu yang telah melahirkan kita ke dunia ini. Kemudian dilanjutkan pada kita, untuk melahirkan generasi penerus. Mengenai cinta tidak hanya berhenti disitu saja, masih banyak yang perlu diperbaiki, mengingat generasi muda saat ini telah salah dalam mengartikan cinta.

Kembali pada novel karya Khazin. Novel ini mengangkat banyak persoalan nyata yang terjadi dalam kehidupan saat ini. Entah itu dari masalah cinta, ke-Tuhanan, dan lainnya. Walaupun kita sering membicarakan masalah tersebut, permasalahan itu tidak akan pernah selesai sampai kapanpun. Namun kita harus yakin dari munculnya berbagai fenomena di dunia ini akan mengantarkan kita pada jalan kebenaran.

Perpindahan agama adalah sebuah kejadian realita sosial yang tidak  jarang kita temukan saat ini seperti, orang Islam pindah agama ke agama lain, atau sebaliknya. Keyakinan seseorang tidak bisa kita ukur dengan sebatas kemampuan manusia yang sangat terbatas. Perpindahan agama bisa disebabkan hanya karena ia berat melakukan perintah-perintah Agama yang dianutnya. Gambaran-gambaran itu dituliskan oleh Khazin dalam trilogi novel mininya. Yang akan membuat kita sadar akan sebuah keyakinan.

Ada beberapa catatan penting bagi penulis novel ini. Kesalahan tulisan satu kali mungkin bisa dimaklumi, namun ketika kesalahan dilakukan berulang-ulang, saya pikir hal ini membuat pembaca merasa enggan dalam membacanya. Seperti penulisan kata “di”. Ada beberapa yang memiliki arti berbeda jika ditulis terpisah. Kata-kata ini khusus untuk kata dasar yang dapat berfungsi sebagai kata benda (penunjuk tempat) sekaligus kata kerja, misalnya “di Negara” seharusnya pisah.

Namun hampir disetiap halaman ada penulisan “di” yang salah atau tidak benar penempatannya. Jadi, penerbit dan penulis harus benar-benar jeli dalam memeriksa setiap kata pada buku yang hendak diterbitkan. Kerja penerbit bukan hanya menerbitkan, namun juga melaksanakan editing naskah. Sebab ketika sudah terbit dan mempunyai banyak kesalahan, akan mengakibatkan kefatalan dalam karya yang ditulis oleh pengarangnya. (choir)

Judul : Di Kaki Langit Ar-Rahman
Penulis : M. Khazin El-Zifa
Penerbit : Sa_Kha Prees
Tahun Terbit : Januari 2015
Tebal : 73 Halaman

Pamekasan, 18 Juni 2015
Peresensi : Mawardi  Taman (YourB)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.