Ada konsekuensi yang harus ditanggung Reni dengan tugas barunya sebagai pelatih ekstrakulikuler tari. Selain untuk sanggar, tenaga dan fikirannya juga harus tercurah di empat sekolah yang berbeda. Ia harus pandai-pandai mengatur waktu jangan sampai jam melatih di sanggar dan keempat sekolah berbenturan.
“Bukan hanya saya yang menjalankan tugas dan tanggung jawab melatih di sekolah. Beberapa rekan di sanggar juga diminta melatih di sekolah lain. Untunglah regenerasi pelatih di Sanggar Tarara berjalan baik, jadi saya tak khawatir kalau sampai anak didik di sanggar terlantar. Selain itu Mas So (Sudarsono) telah memberi kebijaksanaan pada saya,” cetusnya kepada PortalMadura.Com beberapa waktu lalu.
Reni telah tercacat sebagai pelatih yang berkontribusi memperkaya koleksi karya tari Sanggar Tarara. Ia telah menciptakan karya tari anak dengan nama Tari Topeng. Sedangkan puluhan karya tari telah ia ciptakan di keempat sekolah yang ia bina.
Bagi wanita berparas ayu ini, sanggar tari binaan Sudarsono telah membawanya pada fase dimana ia menemukan jati diri sekaligus menyalurkan hobi. Fase yang juga mengantarkannya pada lompatan prestasi yang mengharumkan dirinya, keluarga, serta sanggar di ajang pemilihan Duta Penari Jawa Timur 2010.
Meski saya …