PortalMadura.Com, Cilegon – Hujan debu yang berasal dari abu vulkanik erupsi Gunung Anak Krakatau mulai turun pada Rabu Malam di wilayah Banten.
Berdasarkan pantauan Anadolu Agency, abu vulkanik itu tersebar mereta di sejumlah tempat di Cilegon.
Ketebalan abu vulkanik mencapai 0,5 centimeter yang mulai turun sejak petang hingga malam hari.
Abu-abu vulkanik ini mengendap di dedaunan dan tembok-tembok rumah warga.
Merespon adanya abu vulkanik, sejumlah petugas hotel di Cilegon juga mulai membagikan masker kepada tamu untuk mengantisipasi dampak erupsi.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan erupsi Gunung Anak Krakatau masih terus terjadi usai gelombang tsunami menyapu wilayah Banten dan Lampung. dilaporkan Anadolu Agency, Kamis (27/12/2018).
Kepada Anadolu Agency, Sekretaris Badan Geologi Antonius Ratdomo Purbo mengatakan erupsi Anak Gunung Krakatau per Rabu terjadi hingga 20 detik sekali.
Dari intensitas tersebut, kata Purbo, muntahan larva Gunung Anak Krakatau dapat mencapai 500.000 m2 per hari dengan tinggi kolom abu mencapai 2500 meter.
“Erupsi ini menciptakan suara gemuruh yang besar akibat muntahan larva,” ujar Purbo di Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau di Pasauran, Banten, Rabu. (AA)