Sosial Media sebagai platform Diplomasi Digital Korea Selatan: Studi Case Korean Wave

Avatar of PortalMadura.com
Sosial Media sebagai platform Diplomasi Digital Korea Selatan: Studi Case Korean Wave
Ilustrasi (wikipedia)

Oleh : Aminatul Marwiyah*

Pada masa globalisasi saat ini teknologi terus berkembang, khususnya dalam bidang komunikasi dan informasi. Perkembangan teknologi ini dapat mempermudah aktor dalam menyampaikan informasi tanpa melihat batas-batas tertentu.

Adanya teknologi ini dapat digunakan para aktor dalam menyampaikan informasi secara lintas batas, jadi bisa antar negara.

Pada masa revolusi industri 4.0 saat ini sosial media sudah bukan hal yang baru lagi. Berbagai macam platform disediakan untuk mempermudah seseorang ataupun pemerintah untuk menyampaikan informasi dan menerima informasi. Akan tetapi pasti ada poin plus dan minusnya.

Contoh dari minusnya adalah semakin banyak dan akan semakin mudah hoax atau pemberitaan yang palsu menyebar di kalangan masyarakat sekitar. Dan point plusnya adalah masyarakat akan lebih mudah mengakses dan mencari sesuatu di platform yang tersedia.

Sosial media bukan hanya digunakan oleh masyarakat saja namun juga dapat digunakan oleh pemerintah dalam melakukan Kerjasama dengan negara lain. Bukan hanya untuk bekerjasama dengan negara lain, social media juga dapat dijadikan sebagai platform yang dapat mempengaruhi kebijakan negaranya.

Jumlah pengguna media social setiap tahunnya pasti bertambah. Seperti pada awal tahun 2020 ada sekitar 3,8 miliar pengguna di seluruh dunia. Maka dari itu diplomasi digital dijadikan sebagai alternatif dalam kegiatan diplomasi.

Adanya media sosial dapat memberi kemudahan dalam mencapai kepentingan luar negeri baik itu dalam bidang perekonomian, politik, budaya dan pembentukan citra negara. Media sosial dimanfaatkan oleh para diplomat untuk melakukan diskusi secara transparan dengan pihak yang memiliki perbedaan pandangan.

Melalui media social pula para diplomat dapat menyanggah atau melawan narasi ataupun informasi yang dianggap tidak relevan dengan situasi yang sebenarnya terjadi. Diskusi melalui platform yang langsung disampaikan oleh para diplomat secara transparan ini dapat meminimalisir adanya pemberitaan informasi yang tidak akurat (Triwibowo, 2020).

Diplomasi adalah suatu seni negosiasi yang dilakukan oleh seorang diplomat untuk mewakili suatu negara maupun organisasi. Bentuk dari negosiasi yang dilakukan oleh diplomat ini bisa berbagai macam bidang seperti teknologi, ekonomi, budaya, politik, perdagangan, dan Pendidikan sesuai dengan kebijakan dan kepentingan dari negara atau organisasinya itu sendiri.

Diplomasi digital atau e-Diplomacy adalah bentuk diplomasi yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi informatika dalam komunikasi informasi untuk mencapai suatu kepentingan (HUDINI, 2017). Adanya media sosial ini digunakan oleh negara seperti Korea Selatan untuk menarik perhatian masyarakat di berbagai negara dengan budaya, bahasa, musical, makanan, dan pariwisatanya yang disajikan melalui grup band, adan Korean drama.

Dalam hubungan internasional, kita mempelajari tentang diplomasi public dimana merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjangkau masyarakat asing supaya mereka dapat mengetahui negara yang sedang melakukan diplomasi tersebut yang mana dalam hal ini adalah Korea Selatan.

Dengan adanya diplomasi public ini bukan hanya pemerintah yang dapat berperan, untuk saat ini terdapat perluasaan aktor dimana masyarakat dari negaranya memiliki kesempatan untuk menjadi aktor untuk berdiplomasi.  (Sofia Trisni, 2012).

Dalam hal ini media sosial merupakan salah satu instrumen yang tidak kalah penting. Karena melalui media sosial penyebaran grup band dan Korean drama ini dapat menyebar secara cepat di berbagai negara.

Melalui grup band dan drama korea muncul istilah Korean wave atau hallyu. Hallyu merupakan salah satu fenomena yang berpengaruh dalam hubungan bilateral Korea Selatan dengan negara lainnya. Istilah Hallyu mengacu pada budaya Korea Selatan yang mulai menyebar ke seluruh dunia. Budaya merupakan salah satu aspek penting dalam dunia diplomasi untuk membuat suatu kebijakan demi memenuhi kepentingan suatu negara (Leonardo, 2019).

Korea Selatan dianggap berhasil dalam menggunakan media social untuk menyebarluaskan budaya korea kepada seluruh masyarakat dunia. Dilihat dari seberapa seringnya drama korea dan  grup band korea seperti BTS menduduki posisi trending di Twitter. Indonesia merupakan negara dengan posisi pertama dengan Tweet yang berhubungan dengan Kpop, lalu disusul oleh Thailand, Korea Selatan, Filipina, Amerika Serikat, Brazil, Malaysia, Jepang, Meksiko, India, Argentina, Peru, Vietnam, Inggris, Prancis, Singapura, Chili, Kanada, Turki dan Spanyol (Sari, 2021).

Korea Selatan memanfaatkan adanya diplomasi digital ini untuk membentuk image atau citra yang lebih baik di mata dunia global dan juga menegaskan bahwa Korea Selatan dan Korea Utara merupakan dua negara yang berbeda. (Sofia Trisni R. I., 2012).

Indonesia merupakan negara dengan penyebaran Korean wave yang cukup banyak, hal ini dijadikan sebagai salah satu trik dari marketing perusahaan untuk menjual produk-produk dalam negerinya (Idola Perdini Putri, 2019).

Tidak hanya itu, karena adanya Korean wave ini menjadikan Indonesia sebagai wisatawan terbanyak di bandingkan dengan negara dibagian Kawasan Asia tenggara lainnya.

Adanya hubungan Kerjasama bilateral antara dua negara ini tentunya membawa keuntungan bagi kedunya. Korea Selatan mendapatkan keuntungan dalam bidang ekonomi dan Indonesia juga mendapatkan keuntungan dalam hal perdagangan dan Investasi (Aji Adira Fadia Putri Padmo, 2020).

Dengan ini dapat dikatakan bahwa Korea Selatan berhasil berdiplomasi dengan menggunakan soft power dengan memanfaatkan media sosial sebagai instrumen untuk menyebarkan budaya Korea Selatan. Dengan adanya diplomasi digital antar negara dapat terjalin lebih baik.

Kemudian tujuan awal Korea Selatan ingin merubah image dunia terhadap Korea Selatan dan ingin menegaskan Kembali terkait pembeda antara Korea Selatan dan Korea Utara berhasil disampaikan melalui diplomasi digital ini.(**)

*Penulis : Aminatul Marwiyah
(Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia)

“Redaksi PortalMadura.Com menerima tulisan opini, artikel dan tulisan lainnya yang sifatnya memberi sumbangan pemikiran untuk kemajuan negeri ini. Dan semua isi tulisan di luar tanggung jawab Redaksi PortalMadura.Com”.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.