Tahlil & Doa Bersama dari Masjid Jamik, Paman Korban Penembakan Sampaikan Fakta Baru

Avatar of PortalMadura.com
Tahlil & Doa Bersama dari Masjid Jamik, Paman Korban Penembakan Sampaikan Fakta Baru
Aksi solidaritas untuk korban penembakan Herman, Tahlil dan Doa Bersama dari Masjid Jamik Sumenep (@portalmadura.com)

PortalMadura.Com, – Kiai dan pemuda Desa Gadu Timur, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, menggelar tahlil dan doa bersama untuk almarhum Herman, malam ini, Rabu (23/3/2022).

Doa bersama yang diawali dengan pembacaan Surat Yasin, berlangsung di halaman Masjid Jamik Sumenep dengan imam dari unsur takmir masjid. “Ini aksi solidaritas untuk almarhum Herman,” kata Farid, selaku panitia tahlil dan doa bersama.

Herman diberondong sejumlah peluru hingga tewas oleh lima oknum anggota Polres Sumenep pada tragedi 13 Maret 2022, di Jalan Adirasa, Kolor, Sumenep. Almarhum disebut-sebut terduga begal dan korbannya seorang perempuan.

Pada kesempatan tahlil dan doa bersama tersebut, pihak keluarga Herman membantah dan mengklarifikasi bahwa Herman bukan pelaku tindak kejahatan.

“Herman dituduh tanpa bukti,” ujar Jizam, paman Herman.

Jizam menyampaikan fakta baru, bahwa selama hidupnya almarhum Herman tidak pernah melakukan tindak kejahatan, seperti yang dituduhkan oleh polisi.

Pada saat kejadian [penembakan], Herman dalam kondisi kurang ingatan. “Bapak kepala desa [Gadu Timur] juga tahu kalau Herman itu setres,” katanya.

Ia menyampaikan, almarhum Herman dihadapkan pada situasi yang berat karena cerai dengan istrinya dan sudah punya keturunan. Dan sejak kecil, Herman hidupnya melarat dan berkumpul bersama buyutnya.

“Pada umur tiga tahun, bapak-ibunya Herman pisah. Ibunya kerja ke Malaysia dan bapaknya nikah lagi. Jadi, Herman berkumpul sama buyutnya,” terangnya.

Menginjak umur 10 tahun, Herman banyak dibantu para tetangganya karena sang buyut sudah tidak mampu lagi mengurusnya. “Umur 16, Herman berumah tangga dan mempunyai keturunan,” katanya.

Dalam kondisi ekonomi morat-marit dan rumah tangga almarhum Herman berantakan, ia berusaha menutupi kebutuhan hidupnya dengan menjadi pekerja batu.

“Sejak itulah [sebelum terjadi penembakan], Herman mulai terlihat pikirannya kurang normal, hingga terjadi penembakan tanpa bukti,” urainya.

Sementara, Farid selaku panitia tahlil dan doa bersama menambahkan, tuduhan pengaruh minuman keras dan pernah mencuri uang masjid adalah salah besar dan tidak benar.

“Sudah ada klarifikasi [dari yang bilang], bahwa hanya mendengar. Itu tidak benar kalau mengonsumsi miras [alm. Herman]. Soal mencuri uang masjid, juga tidak benar. Itu uangnya sendiri yang dititipkan,” tegasnya.

Respon Takmir Masjid Jamik Sumenep

Ketua Takmir Masjid Jamik Sumenep Husen Satriawan menjelaskan, tahlil dan doa bersama sebagai aksi solidaritas pada almarhum Herman memang diberi izin.

“Masjid ini bukan milik perseorangan, tapi milik umat. Dan tujuan dari tahlil dan doa bersama itu kegiatan positif. Ya, tidak apa-apa,” katanya.

Bahkan, Husen sapaan akrab Husen Satriawan, selain menfasilitasi tahlil dan doa bersama tersebut, juga ikut mendoakan almarhum Herman.

“Saya juga ingat peristiwa penembakan yang menimpa ketua takmir masjid, Mohamad Ridwan, (6/10/2011),” kata Husen saat memberi sambutan penutup pada acara tersebut.

Baca Juga : Purn Kopassus, Penembakan di Sumenep Langgar HAM dan Kapolres Diminta Bertanggungjawab

Keluarga Korban Penembakan Tolak Damai dengan Pelaku

Tahlil & Doa Bersama dari Masjid Jamik, Paman Korban Penembakan Sampaikan Fakta Baru
Jizam, paman almarhum Herman (@portalmadura.com)

Jizam, paman almahum Herman menolak damai dengan polisi atau lima oknum anggota Polres Sumenep yang melakukan penembakan. “Sampai kapanpun, saya menolak damai. Saya atasnama keluarga tidak butuh uang [bantuan],” tegasnya.

Permohonan maaf yang disampaikan para pihak atas tragedi 13 Maret 2022 tidak akan menyelesaikan masalah ini.

“Permohonan maaf sampaikan sendiri pada almarhum Herman dihadapan Allah. Untuk keluarga almarhum hanya minta copot lima okum polisi dan tindak tegas secara hukum,” ungkapnya.

Bila permintaan keluarga tersebut tidak dipenuhi, maka pihak keluarga tidak akan pernah diam untuk mencari keadilan. “Demi Allah, keluarga tidak ikhlas dan tidak akan pernah diam,” tandasnya.

Baca Juga : Bentuk Tim Investigasi Tragedi 13 Maret, Kapolres Sumenep Janji Hasilnya Diumumkan ke Publik

(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.