TKW Sumenep Sukses Di Brunei

Avatar of PortalMadura.com

FATMAWATI. Perempuan kelahiran Sumenep, 36 tahun lalu ini boleh dibilang sukses menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di negara kerajaan yang mayoritas penduduknya beragama Islam, yakni Brunei Darussalam.

Meski pengertian sukses itu relatif. Namun, secara umum pengertian sukses adalah keberhasilan pencapaian tujuan. Fatmawati sudah merasa senang dan bahagia karena sudah mampu menyekolahkan putra tunggalnya hingga di perguruan tinggi.

“Alhamdulillah, saya sudah bisa menyekolahkan putra saya di sebuah perguruan tinggi di Pamekasan,” kata Fatmawati pada PortalMadura via chatting di jejaring sosial, selama satu jam lebih.

Ia menjadi karyawan di sebuah toko yang menjual tas dan sepatu khusus perempuan di Kampong Serusop, Bandar Seri Begawan.

Dari segi pentadbiran, Kampong Serusop terletak dalam Mukim Berakas ‘A’. Mukim Berakas ‘A’ merupakan salah satu dari 38 mukim yang terdapat di Brunei. Mukim Berakas ‘A’ pula dari segi pentadbiran terletak dalam Daerah Brunei Muara, Brunei.

Menjadi TKW diakui memang harus berani berjuang keras. Dengan niat ibadah kepada Allah, maka dipertemukan dengan majikan yang baik dan sangat menghargai karyawannya.

“Bos saya keturunan Cina, tapi baik sama karyawan,” ujarnya.

Awal keberangkatannya ke negara Brunei 6 tahun lalu, ingin membantu beban orang tuanya. Namun, dua tahun lalu ibundanya justru dipanggil oleh yang Maha Kuasa.

Perempuan berzodiak Aries ini berasal dari Desa Karduluk, Kecamatan Pragaan, Sumenep. Dan ibundanya berasal dari Bluto, Sumenep. Meski dirinya dari desa, namun cita-citanya untuk memperbaiki ekonomi menjadi target selama menjadi TKW.

“Untuk rencana pulang kampung masih lama, mas! kontrak saya masih tinggal satu tahun lagi. Mau diperpanjang atau gak, masih mikir-mikir,” ujarnya.

Meski dirinya tidak sampai lulus hingga sekolah menengah atas, namun untuk berbenah diri tetap selalu dilakukan dengan cara membaca dan membaca. Bahkan, mempunyai cita-cita membuka usaha sendiri setelah pulang ke Sumenep.

“Dua atau tiga tahun lagi la, saya pulang kampung sambil mikir untuk membuka usaha di sana,” katanya tanpa menyebutkan usaha yang sudah dicita-citakan itu.

Suatu hal yang wajar, jika Fatmawati ingin membangun usaha sendiri. Sebab, sebuah rumah yang dirancang untuk tempat usaha juga sudah membeli di kawasan Sumenep . Namun, masih enggan disebutkan lokasinya.

Gaji selama menjadi TKW tidak hanya cukup untuk menyekolahkan putra tunggalnya di kampung halaman. Namun, sudah bisa bantu orang tuanya dan pelan-pelan bisa menabung.

“Kalau gaji sekarang, Alhamdulillah cukup besar bila dibanding dengan Indonesia. Ukurannya kan dollar Singapura dan sekarang dollar naik. Kalau di rupiahkan berkisar 4,5 juta perbulan,” pungkasnya sambil meminta mengakhiri perbincangan dengan PortalMadura untuk solat.(htn)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.