Warga Bersikukuh TPA Ditutup, 15 Tahun Merasa Dibohongi Pemerintah Daerah

Avatar of PortalMadura.com
Warga Bersikukuh TPA Ditutup, 15 Tahun Merasa Dibohongi Pemerintah Daerah
dok. Kondisi TPA Desa Buluh, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan pasca disegel warga. (Foto. Imron)

PortalMadura.Com, – Warga Desa Buluh, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, tetap bersikukuh menolak keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di daerahnya.

Hingga hari ini, Selasa (25/2/2020), satu-satunya TPA milik Pemerintah Daerah itu terpantau disegel dengan menggunakan palang bambu sejak Jumat (21/2/2020). Akibatnya, sampah dari kota tertahan di Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

Salah seorang warga Desa Buluh yang rumahnya sekitar 100 meter dari TPA itu, H. Mat Nasir (45) menceritakan, lahan seluas 2,5 hektare dibangun TPA sejak tahun 2004 atau sudah berjalan 15 tahun.

Baca Juga : Bangkalan Darurat Sampah, 200 Ton Tertahan di TPS dan Berserakan di Wilayah Kota

Baca Juga : TPA Disegel, Berlanjut Warga Hadang Bupati Bangkalan

Pada awal rencana pembangunan TPA, pemerintah daerah tidak menyampaikan secara jujur. Awalnya disampaikan akan dibangun sebuah pabrik dan akan mempekerjakan semua warga sekitar.

“Ternyata dibuat tempat sampah, kami sudah dibohongi oleh pemerintah sejak awal pembangunan TPA,” kenangnya.

Rasa kecewa dan kesal dialami dirinya sejak dijadikan tempat sampah. Namun, kala itu ia hanya seorang diri dan takut untuk menyampaikan protes kepada pemerintah daerah.

“Waktu itu, saya hanya seorang diri. Kalau sekarang jangan disamakan dengan dulu,” ucapnya.

Saat ini, kata dia, warga sekitar sudah merasakan dampaknya, bau busuk, banyak yang terjangkit penyakit asma dan berpikir keselamatan anak cucu. Semua warga sepakat TPA ditutup.

“Sekarang warga sudah kompak dan sudah tidak kuat lagi dengan bau sampah yang semakin hari semakin mengancam kesehatan warga. Kami hanya ingin anak cucu kami sehat dan selamat,” ujarnya.

Ia menegaskan, sejak TPA dibangun dan dijadikan tempat pembuangan sampah dari wilayah kota, warga sekitar tidak pernah menerima kompensasi apapun. Meski sudah ada puluhan warga yang terjangkit asma dan demam berdarah (demam berdarah dengue).

Hal tersebut terjadi akibat pemerintah daerah tidak mengelola sampah dengan baik dan benar. “Sampah tidak dikelola, makanya menyebarkan penyakit. Kalau sekarang pemerintah menjanjikan sampah yang di TPA itu akan dikelola, terus dari dulu kemana kok baru sekarang, kenapa harus nunggu warga menyegel,” tandasnya.

Pihaknya dengan tegas tetap menolak keberadaan TPA sampah di daerahnya. “Harus ditutup selamanya. Warga di sini yang merasakan bau busuk sampah, bukan pemerintah,” ujarnya kesal.

Sementara, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangkalan, Joni Artiono, mengaku tidak tahu awal mula kesepakatan pemerintah daerah dengan warga. “Kami tidak tahu mas, saya baru saja menjabat kok,” dalihnya.(*)

Baca Juga : TPA Desa Buluh Disegel Warga Bangkalan

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.