3 Akhlak Rasulullah Terhadap Asisten Rumah Tangga yang Patut Ditiru

Avatar of PortalMadura.com
3 Akhlak Rasulullah Terhadap Asisten Rumah Tangga yang Patut Ditiru
ilustrasi

PortalMadura.Com – Keberadaan (ART) atau pembantu juga tidak luput dari perhatian Islam. Agama yang satu ini mengajarkan pemeluknya untuk memperlakukan pelayannya dengan baik sebagaimana yang diajarkan penghulu Muslimin, yaitu Rasulullah.

Dikisahkan, bahwa Rasulullah di rumahnya juga memiliki seorang pelayan yang bernama Anas bin Malik. Pelayan tersebut diserahkan oleh ibunya kepada Rasulullah. Ternyata ada adab-adab tertentu yang diperlakukan Rasulullah terhadap pelayannya. Apa saja?.

Berikut tiga terhadap pelayannya, seperti dikutip dari Republika.co.id, Kamis (26/3/2020):

Pertama, hal yang dilakukan Rasulullah kepada Anas ialah berdoa. “Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, panjangkanlah umurnya, dan ampunilah dosanya,” begitu munajat beliau.

Itulah akhlak pertama yang harus dilakukan seorang Muslim kepada pembantunya dengan mendoakan kebaikan.

Kedua, berkaitan dengan sapaan atau panggilan. Rasulullah memiliki panggilan spesial kepada Anas, yakni Unais. Maknanya, “Anas-ku”. Dalam beberapa riwayat, Rasulullah juga memanggil Anas dengan sebutan “anakku”.

Seorang majikan juga hendaknya memanggil dengan sebutan yang baik kepada asisten rumah tangganya. Dengan panggilan yang baik, seorang asisten rumah tangga akan lebih memiliki ikatan dengan keluarga yang mempekerjakannya.

Anas bin Malik pernah menuturkan tentang perlakuan Rasulullah terhadapnya. “Demi Allah, saya telah menjadi pembantu beliau selama sembilan tahun. Saya tidak mendapatkan beliau mengomentari apa yang aku kerjakan, seperti ‘Mengapa kamu berbuat seperti ini atau begitu?' Atau, sesuatu yang aku tinggalkan, ‘Mengapa kamu tidak berbuat seperti ini?'”.

Baca Juga: 4 Cara Perlakukan Asisten Rumah Tangga Menurut Pandangan Islam

Ketiga, tidak memarahi pelayan. Rasulullah tidak pernah menghardik, apalagi memukul dan menyiksa asisten rumah tangga.

Pada hakikatnya, asisten rumah tangga adalah seorang pekerja. Mereka orang merdeka, bukan budak. Setiap pekerja memiliki hak dan kewajiban yang harus ditunaikan masing-masing. Dalam hal pembayaran, Rasulullah benar-benar mewanti-wanti agar seseorang tidak menelantarkan hak upah para pekerja.

Rasulullah bersabda: “Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering” (HR Ibnu Majah).

Jika telat membayarkan hak pekerja saja diberi peringatan, terlebih mereka yang secara sengaja menahan upah pembantu rumah tangga selama bertahun-tahun.

Dalam sabda Rasulullah yang lainnya: “Allah SWT berfirman, ada tiga kategori golongan yang Aku menentangnya (kelak) di hari kiamat: lelaki yang berinfak kemudian ditarik kembali, lelaki yang menjual orang merdeka lalu memakan uangnya, dan orang yang mempekerjakan pekerja dan telah mendapatkan hasilnya, tetapi tidak memberikan upah” (HR Bukhari).

Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang saudaranya berada di bawah perintahnya (bekerja untuknya), maka berikan makanan yang sama dengan yang ia makan, pakaian yang ia kenakan, dan hendaknya tidak memberikan tugas di luar batas kewajaran yang lantas dapat menyebabkannya sakit” (HR Bukhari).

Untuk itu, bagi kaum Muslimin yang betul-betul mengikuti Rasulullah tidak akan berbuat kasar kepada asisten rumah tangganya. Justru, Muslim harus memperlakukan mereka sebagaimana memperlakukan keluarga.

Ambil contoh sosok Anas bin Malik. Rasulullah memberikan kepadanya ruang untuk mengembangkan diri. Alhasil, ia menjadi salah satu ulama besar dalam sejarah Islam. Ia meriwayatkan sebanyak 829 hadis Bukhari, 485 hadis Muslim, 367 hadis Tirmidzi, 255 hadis Abu Daud, 367 hadis Nasai, 280 hadis Ibnu Majah, 2189 hadis Ahmad, dan 35 hadis Muwatta'. Wallahu A'lam.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.