PortalMadura.Com – Penyebaran virus corona (Covid-19) menghantam pertumbuhan ekonomi global yang diprediksi oleh banyak lembaga internasional akan mengalami kontraksi.
Efek buruk Covid-19 terhadap perekonomian juga diproyeksikan menghantam Indonesia, yang kemungkinan besar akan mencatat pertumbuhan negatif di kuartal kedua tahun 2020, serta terancam akan mengalami resesi dengan kemungkinan pertumbuhan yang kembali negatif di kuartal ketiga mendatang.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI telah menyampaikan potensi dari ancaman resesi tersebut dengan mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua menurut perkiraan Kementerian Keuangan akan terkontraksi 3,8 persen.
Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan kontraksi 4,8 hingga minus 7 persen, sedangkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan kontraksi mendekati 6 persen.
Dia mengatakan, pada kuartal ketiga pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa tumbuh di atas 0 persen dengan proyeksi sebesar 1,4 persen. Namun, tidak tertutup kemungkinan pertumbuhan akan kembali terkontraksi 1,6 persen.
“Apabila kembali tumbuh negatif, secara teknikal kita bisa resesi kalau kuartal kedua dan ketiga negatif. Ini kita coba kuartal ketiga tumbuh di atas 0 persen,” ungkap Menteri Sri Mulyani.
Potensi Resesi Indonesia…