Memaknai Carok Dalam Ranah Psikologis

Avatar of PortalMadura.Com
Memaknai Carok Dalam Ranah Psikologis
Penulis : Ali Harsojo, M.Pd.

1. Kondisi Psikologis Dalam

a. Kecemburuan
Solidaritas internal orang sangat kuat, apabila terjadi pelecehan harga diri terhadap salah satu seorang anggota keluarga maka akan selalu dimaknai sebagai pelecehan harga diri terhadap semua keluarga. Reaksi yang muncul pada suami yang istrinya dilecehkan (diganggu) selalu dalam bentuk tindakan kekerasan atau Carok (Wiryo Prawiro : 1987 : 17).

Seorang penyair Madura D. Zawawi Imron (1986) menyatakan “Saya kawin dinikahkan penghulu disaksikan oleh orang banyak serta dengan memenuhi peraturan agama maka siapa saja yang mengganggu istri saya berarti menghina agama dan menginjak-nginjak kepala saya : Itu sebabnya martabat dan kehormatan istri merupakan manifestasi dari kehormatan suami karena istri adalah “Bantalla pate” (landasan kematian).

Bertitik tolak dari penjelasan di atas, resiko pengganggu istri orang lain di Madura adalah berani Carok dengan suaminya. Jika suami telah menemukan bukti bahwa istrinya berselingkuh, maka ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama sang suami langsung membunuh laki-laki tersebut sekaligus istrinya. Kedua sang suami tetap membunuh laki-laki tersebut sementara isterinya dicerai (Latief : 2002 : 99).

Jadi laki-laki yang pernah mengganggu istri orang Madura seharusnya membuat banteng penjagaan diri karena sang suami pasti membuat perhitungan terhadapnya melalui Carok baik dengan caraNyelep atau Ngongghai.

b. Mempertahankan Harga Diri
Teori Abraham Maslow yang mengungkapkan bahwa rasa ingin dihargai termasuk hierarki kebutubuhan yang ke-4. Pada dasarnya manusia ingin dihormati dan diakui oleh orang lain (Musaheri, 2005:92).

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.