Mengenal Jemparingan, Panahan Tradisional yang Digemari di Bangkalan (Part 2)

Avatar of PortalMadura.com
Mengenal Jemparingan, Panahan Tradisional yang Digemari di Bangkalan (Part 2)
Suasana latihan jemparingan di kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM). (Foto: Istimewa)

“Ratusan peralatan telah kami buat. Beberapa pesanan bahkan datang dari sejumlah pejabat. Ini membuktikan kalau jemparingan disukai semua lapisan masyarakat . Sebelum barang diterima pemesan, tentu kami coba terlebih dahulu. Semata-mata agar mereka puas dengan hasil hasil kerja kami,” ujar pria yang sehari-hari bertugas sebagai operator keuangan di Kantor Pengadilan Negeri Bangkalan.

Warna Merah Diibaratkan Kepala

Mengenal Jemparingan, Panahan Tradisional yang Digemari di Bangkalan (Part 2)
Bandulan tiga warna (merah, kuning, dan putih) yang jadi target bidikan anak panah (Foto: Istimewa)

Sasaran atau target yang harus dibidik dalam jemparingan adalah bandulan. Terbuat dari jerami yang dibungkus kain putih dan berbentuk lonjong. Panjang bandulan 30 cm, dan berdiameter 3,5 cm. Dalam latihan maupun lomba, ada tiga sasaran pada bandulan yang ditandai dengan warna.

Sasaran warna paling diincar dan bernilai tertinggi adalah merah, hanya berukuran 3 cm, posisinya paling atas. Di bawahnya warna kuning juga berukuran 3 cm. Sedangkan ukuran sisanya (24 cm) di posisi paling bawah berwarna putih. Jika anak panah menancap ke warna merah bernilai 3, kuning nilai 2, serta putih nilai 1.

Ketiga warna tersebut diibaratkan anggota tubuh manusia. Merah adalah kepala, kuning adalah leher, dan putih adalah badan. Sebenarnya masih ada satu warna lagi, yakni hitam. Posisinya berada di bawah putih, juga berukuran 3 cm.

“Namun sesuai kesepakatan, warna hitam yang diibaratkan (maaf) pantat tersebut tak lagi dipakai. Sebelum ditiadakan, jika anak panah menancap di warna hitam akan bernilai minus 1. Dengan alasan agar jalannya lomba jemparingan lebih menarik dan kompetitif, warna hitam tak lagi dipakai,” terang Aang.

Tiga Kategori Lomba

Ada tiga kategori lomba yang ditetapkan berdasarkan umur, jarak, serta babak. Dalam jemparingan, istilah babak atau ronde disebut rambahan, sedang lomba disebut gladen. Nilai akumulasi tertinggi dari tiap rambahan itulah yang akan menjadi juara, yang dalam istilah jemparingan disebut titis.

Pada kategori anak (maksimal usia 12 tahun), peserta memanah dari jarak 20 meter dan menyelesaikan 15 rambahan. Kategori remaja (SMP dan SMA) berjarak 25 meter, menyelesaikan 15 hingga 20 rambahan. Untuk kategori dewasa berjarak 30 meter, menyelesaikan 20 rambahan. Masing-masing peserta melepas empat anak panah di setiap rambahan. Semua aturan ini berlaku bagi pemanah putra dan putri.

Sisi unik …

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.