Keberadaan keris sebagai benda pusaka nyata-nyata mengandung nilai filosofi mendalam. Terlebih keris telah didaftarkan ke UNESCO pada tahun 2005 sebagai benda asli warisan budaya Indonesia. Keris pula yang menggaungkan nama Indonesia ke tingkat dunia. Dari alasan itulah, versi mereka, kurang etis rasanya jika menyebut kata “jual-beli”.
Terjauh Didapat dari Medan, Terkirim hingga ke Malaysia
Ada puluhan pecinta keris yang menjalankan profesi alih rawat keris di Bangkalan. Abdul Rahman (33) adalah salah satu di antaranya. Berangkat dari rasa ketertarikannya pada keris sejak di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), kini ia telah merasakan hasil dari profesi ini.
Hari-harinya disibukkan dengan berburu keris, merestorasi keris, menawarkan hasil restorasi keris, serta mengirimnya kepada pemahar setelah terjadi kesepakatan mahar. Keempat bagian pekerjaan tersebut telah ia tekuni selama 16 tahun, atau tepatnya sejak 2003.
“Karena terlanjur mencintai keris, saya menikmati pekerjaan yang berhubungan dengan benda pusaka ini. Tak hanya sukanya, tapi juga dukanya. Bagi saya, pekerjaan yang berangkat dari hobi pastilah menyenangkan jika dijalankan dengan sepenuh hati dan kejujuran,” ungkap ayah dari dua putra ini kepada PortalMadura.Com.
Pengalaman serta proses pembelajaran yang terus dijalani lambat laun membuatnya mampu menilai kualitas keris. Kebanyakan keris yang didapatnya berasal dari kota-kota di Pulau Jawa seperti Kediri, Pati, Semarang, Solo, Boyolali, hingga Jogjakarta. Terjauh, keris yang diperoleh berasal dari Medan.
Terbukanya …