Pengembangan Lapangan Gas MAC Blok Madura Strait, KLHK Sepakati 12 Tokoh Susun Amdal

Avatar of PortalMadura.Com
Ist. Gas MAC Blok Madura Strait
Ist. Gas MAC Blok Madura Strait

PortalMadura.Com, – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyepakati 12 tokoh masyarakat Pulau Gili Genting dan Gili Raja, Kecamatan Gili Genting, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur menjadi komisi penyusunan AMDAL (Environmental impact assessment) atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan .

Ke 12 tokoh masyarakat tersebut terdiri dari Camat Gili Genting, Kepala Desa Gili Genting dan Kepala Desa Gili Raja, LSM, BPD, dan kelompok masyarakat pengawas. Semuanya merupakan hasil kesepakatan dalam Konsultasi Publik yang digelar SKK Migas dan Husky-CNOOC Madura Limited di Sumenep, Selasa (2/2/16).

“Komisi penilai AMDAL ini untuk memberi masukan agar pengembangan lapangan gas MAC Blok Madura Strait bisa mengantisipasi dan memperkecil dampak lingkungan yang terjadi. Komisi ini merupakan perwakilan yang ditunjuk dan disepakati sendiri oleh masyarakat. Kami tinggal menyetujuinya,” kata Niniek Herawati KLHK Jawa Timur, di Sumenep.

Konsultasi Publik AMDAL pengembangan lapangan gas MAC tersebut dipimpin langsung Kepala Badan Lingkuhan Hidup (BLH) Sumenep, M. Syahrial. Ia berharap agar masyarakat bisa memberi masukan secara detil dan rinci agar bisa diantisipasi segala kemungkinan yang terjadi dalam kegiatan pengeboran migas.

“Terutama terkait dampak lingkungannya. Ini harus diminimalisir dampak negatifnya. Karena itu perlu masukan dan saran masyarakat dalam Konsultasi Publik ini,” terangnya.

Pengembangan lapangan gas MAC Blok Madura Strait di Selat Madura tersebut sebagai upaya pemenuhan kebutuhan gas bumi di Jawa Timur, serta untuk meningkatkan ketahanan energi dan percepatan pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya Jawa Timur.

“Wilayah operasi HCML ini masuk perairan Selat Madura berdekatan dengan Pulau Gili Raja dan Gili Genting,” terang Head of Relations HCML, Hamim Tohari.

Ia memaparkan bahwa untuk pengembangan lapangan gas MAC ini rencananya akan ada 3 sumur gas. Dimulai dengan pemasangan 1 unit fasilitas pengolahan gas, kemudian pemasangan 1 anjungan pipa MAC.

“Kemudian pemasangan pipa bawah laut itu untuk disambungkan ke EJGP (East Java Gas Pipeline) yang dimiliki oleh Pertagas, anak perusahaan Pertamina,” terangnya.

Sementara salah satu tokoh masyarakat setempat, Aliyatin mengaku mendukung rencana pengeboran tersebut. Namun ia berharap agar pengeboran migas tersebut bisa lebih memperhatikan kepentingan nelayan, mencegah kerusakan lingkungan, dan membawa manfaat pengembangan ekonomi masyarakat.

“Intinya kami ‘welcome' terhadap pengeboran. Asalkan memperhatikan kepentingan nelayan dan masyarakat. Jangan sampai masyarakat ini jadi korban, jangan sampai kami ini dibohongi,” tandasnya.(rls/har)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.