Hati-hati, Ini 10 Perilaku Ortu yang Bikin Anak Suka Melawan

Avatar of PortalMadura.com
Hati-hati, Ini 10 Perilaku Ortu yang Bikin Anak Suka Melawan
Ilustrasi (erabaru.net)

Memerintah
Maksud orang tua tentunya baik. Tapi perkataan yang diucapkan seakan-akan memerintah. Contohnya, “Tolong ambilkan paket itu. Cepetan!”, “Bunda mau kamu bersihkan kamar ini sekarang juga”.

Menggurui
Misalnya saja ketika si kecil tiba-tiba mengambil barang dari tangan Bunda dan sebuah kalimat pun terucap. “Apa kamu pikir ini bagus, mengambil buku dari Bunda?. Bunda lihat kamu belum tahu pentingnya sopan santun. Yang harus kamu pahami adalah, kalau kamu mau orang lain sopan ke kita maka kita juga harus sopan ke orang lain”.

Memberi Peringatan
Terkadang, Anda bermaksud baik ke anak. Namun, perkataan ini bisa malah menakutkan.

Pernyataan Menyindir
Misalnya saja Bunda mengatakan bahwa perasaan capek yang dialami akibat perilaku anak. Dengan begitu, anak bisa merasa disalahkan, Bun.

Membandingkan
Sudah pasti, tiap anak unik. Mereka tidak sama bahkan dengan saudaranya. Sehingga, dibandingkan hanya bikin anak merasa tidak diterima dan dimengerti.

Sarkasme
Bilang anak ‘pintar’ karena sudah menumpahkan makanannya?. Hmm, itu termasuk sarkasme yang bisa menyakiti perasaan anak. Merasa disalahkan dan tidak diberi kesempatan bicara, anak pun bisa melawan pada orang tuanya.

Meramal
Kadang tanpa disadari orang tua jadi peramal. Apa yang terjadi pada anak Anda prediksi karena kesalahan anak. Atau, dengan yakin orang tua bilang sesuatu yang nyatanya tidak dilakukan anak.

“Diperlakukan seperti itu pasti bikin orang dewasa sedih. Nah, bagaimana dengan anak-anak?” ujar Adele.

Sementara itu, George Holden, profesor psikologi dari Southern Methodist University di Dallas, Amerika Serikat, mengatakan, ketika bunda berteriak ke anak yang perlu dikhawatirkan adanya kemungkinan kata-kata kasar dan tidak pantas terlontar dari mulut sang bunda kepada buah hatinya. Padahal, kata-kata tersebut tidak hanya menyakiti perasaan anak, namun juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan dirinya.

“Meski begitu, memukul atau berteriak bukanlah cara agar anak mendengarkan orang tua. Ajak ia bicara dengan tenang, ditemani kue cokelat atau es krim sehingga perasaannya lebih sabar dan tenang. Baru setelah itu utarakan apa yang ingin Anda sampaikan,” pungkasnya.(haibunda.com/Putri)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.