Ingat! Penerapan Disiplin pada Anak Beda dengan Kekerasan

Avatar of PortalMadura.com
Ingat! Penerapan Disiplin pada Anak Beda dengan Kekerasan
Ilustrasi (dsaltmagazine.com)

PortalMadura.Com – Penerapan sikap disiplin pada anak memang perlu dilakukan sejak dini. Hal ini tidak lain untuk membantu perkembangan anak agar menjadi lebih baik di kemudian hari. Menerapkannnya tentu dengan cara yang positif atau baik untuk anak.

Dengan kata lain, saat mengajarkan sikap disiplin, orang tua ataupun guru sebagai pengajar tidak boleh sembarangan. Gunakanlah metode yang bersahabat agar anak merasa nyaman saat proses belajar disiplin.

Namun sayangnya, sampai saat ini masih banyak orang yang salah kaprah dalam mendidik anak. Di mana sebagian orang tua melakukan penerapan disiplin dengan cara . Maksudnya, masih banyak orang mengaitkan penggunaan cara yang keras atau hukuman dalam mendisiplinkan anak.

Dilansir PortalMadura.Com, Senin (15/7/2019) dari laman Liputan6.com, hukuman dengan kekerasan bukanlah cara yang tepat untuk mendidik anak.

“Disiplin itu maksudnya adalah positif. Jadi bukan menghardik. Bukan menimbulkan ketakutan,” kata dokter spesialis anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Meita Dharmayanti.

Meita menambahkan, bukan berarti anak harus diberikan hukuman. Seharusnya, anak mampu memahami bagaimana berperilaku dengan pantas, dilatih bertanggung jawab, sehingga mampu mengendalikan dirinya.

Penerapan disiplin positif bisa membantu anak belajar disiplin dengan motivasi dari dalam dirinya sendiri, bukan karena takut kepada orang lain. Dalam praktiknya, anak diajarkan tentang konsekuensi atas perbuatannya sendiri.

Baca Juga : Tak Perlu Marah-marah Bunda, Ini 5 Cara Disiplinkan Anak Sejak Dini

Apabila anak berperilaku tidak baik, maka ia akan mendapatkan konsekuensi sesuai perbuatannya dan harus dipertanggung jawabkan. Yang tetap perlu diperhatikan adalah konsekuensi itu bukanlah hal yang memalukan atau pun berbau kekerasan.

Menurutnya, ketika hukuman menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman pada anak, hal itu malah rentan membuatnya trauma.

“Itu bukan lagi disiplin, tapi sudah kekerasan,” kata Meita menambahkan.

Contoh Hukuman yang Mengarah pada Kekerasan

Umumnya, menerapkan sikap disiplin pada anak dengan cara memukul bagian tubuh tertentu. Tapi selain dipukul, melakukan hukuman berupa cubitan saja juga bisa dikategorikan sebagai kekerasan ketika anak merasa kesakitan.

Cubitan yang dimaksud ini tentunya berbeda dengan melakukan cubitan karena rasa gemas. Biasanya, mencubitnya itu pelan dan tidak terbawa emosi, sedangkan sebaliknya.

Sebenarnya tidak hanya orang tua yang bisa melakukan . Pengajar di sekolah pun ketika memberikan hukuman disetrap dalam waktu yang lama, juga dianggap bukan cara pendisiplinan yang positif.

“Disetrap apakah memberikan hal yang positif, kalau dilakukan dari pagi sampai siang kan bukan hal yang positif,” kata Meita menjelaskan.

Oleh karena itu, apabila ketika sebuah perlakuan dianggap menimbulkan ancaman pada anak baik fisik atau psikis, maka hal itu bukanlah disiplin tetapi sudah merujuk pada kekerasan. Semoga ini menjadi gambaran dan renungan bagi Anda yang sering menerapkan disiplin dengan cara keras.

Intinya, kembalikan pada Anda sendiri, bagaimana perasaan Anda ketika diperlakukan seperti itu. Tidak kah merasa sakit dan sedih?. Apalagi apa yang Anda lakukan tidak sama dengan apa yang dipikirkan oleh orang tua. Semoga bermanfaat.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.