Inilah 10 Desa yang Konon Berhantu di Seluruh Dunia

Avatar of PortalMadura.com
Inilah 10 Desa yang Konon Berhantu di Seluruh Dunia
ilustrasi

Kuldhara, India
Kuldhara di India dulunya dihuni oleh kaum Brahma Paliwal hingga mereka mendadak meninggalkan desa pada 1825. Menurut kisah yang beredar, seorang diwan jatuh cinta kepada putri kepala desa dan mengancam kaum Brahma Paliwal dengan pajak yang tinggi jika tidak menyerahkan gadis itu kepadanya.

Suatu malam, ia raib dan melontarkan kutukan, yaitu agar semua orang yang mencoba tinggal di desa itu akan kehilangan nyawanya. Kuldhara tetap terbengkalai hingga sekarang kecuali bagi kunjungan wisatawan dan para penyidik paranormal.

Para penyidik telah melaporkan melihat beberapa penampakan yang tidak dapat dijelaskan oleh nalar, atau bahkan disentuh bahunya oleh sesuatu yang tidak terlihat ketika berkunjung ke sana. Yang paling menyeramkan adalah adanya jejak-jejak tangan di kendaraan setelah mereka usai melakukan penyidikan.

Borgvattnet, Swedia
Desa Borgvattnet di Swedia bagian utara dikenal sebagai tempat yang memiliki paling banyak rumah hantu. Wilayah Old Vicarage itu dibangun pada 1876 dan melaporkan penampakan pertama hantu-hantu pada 1927. Saat itu, biarawan Nils Hedlund melaporkan bahwa pakaian-pakaian yang dijemurnya ditarik oleh tangan tidak terlihat.

Pada 1930-an, seorang biarawan melihat seorang wanita tua muncul di dalam sebuah ruangan dan menghilang di hadapannya ketika diikuti. Pada 1945, biarawan Erick Lindgren juga melaporkan suatu gejala yang mengganggu, yaitu bahwa ia dilempar beberapa kali dari kursinya oleh sesuatu yang tidak terlihat.

Sekarang ini, Old Vicarage adalah sebuah restoran dan penginapan, tapi laporan-laporan kegiatan paranormal tetap berlanjut.

Nayavutoka, Fiji
Pada Februari 2016, badai tropis Winston merusak desa Nayavutoka, Provinsi Ra, Fiji. Gelombang pasang karena siklon itu menghancurkan banyak rumah dan menewaskan 2 orang.

Salah satu korban meninggal dunia adalah Pauliasi Naiova, seorang pria cacat berusia 32 tahun. Jasadnya ditemukan di antara reruntuhan sehari sesudahnya dan dikuburkan hari itu.

Osea Balesavu, orang yang merawat Pauliasi, terbangun beberapa malam sesudah pemakaman karena anjing-anjing desa menggonggong tidak henti-henti. Pauli berdiri di hadapannya sambil menggumam “kakana” yang berarti makanan.

Balesavu juga mengaku bahwa anjing-anjing juga menggonggong di pinggir ranjang Pauliasi pada malam berikutnya. Seminggu sesudah itu, sekelompok pemuda berlarian dari rumah perlindungan mereka dengan ketakutan. Mereka menceritakan kepada kepala desa bahwa mereka melihat Pauliasi berlarian terhuyung-huyung di sekitar tempat itu sambil meminta kakana.

Beenleigh Historical Village, Australia

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.