Dimana Pemuda? Refleksi Menyambut Peringatan Sumpah Pemuda

Avatar of PortalMadura.Com
Dimana Pemuda? Refleksi Menyambut Peringatan Sumpah Pemuda
Ist. IMM

Para pemuda (mahasiswa) pun banyak terlibat dalam gerakan yang mampu membawa “era” baru dalam berbangsa dan bernegara. Runtuhnya era-orde lama dan hadirnya era-orde baru, peristiwa malapetaka 15 Januari 1974 (Malari), hingga peristiwa trisakti dan semanggi yang juga berbarengan dengan mundurnya Soeharto dari kursi presiden karena tekanan besar serta terbukanya gerbang reformasi, pun dengan berbagai gerakan lainnya yang tak bisa disebutkan satu per satu, pemuda (mahasiswa) acapkalo terlibat dalam rangka membangun bangsa untuk menjadi bangsa yang beradab, menjadi bangsa yangberdaulat, adil, dan makmur, untuk mengangkat harkat dan martabat bangsanya.

Berbagai hal telah terjadi dalam sejarah masa lalu bangsa ini, tak terasa 88 (delapan puluh delapan) tahun sudah sejak para pemuda pertama kali mengucapkan ikrarnya untuk memersatukan bangsa, pun 71 (tujuh puluh satu) tahun sudah usia kemerdekaan bangsa Indonesia sejak pertama kali memproklamasikan “kebebasannya” dari rong-rongan penjajah. Lantas, apakah negeri ini, bangsa ini sudah bisa disebut baik, sudah bisa dibilang mencapai harapan, tujuan, dan cita-citanya untuk menghadirkan kehidupan yang adil bagi seluruh rakyatnya?

Gerakan pemuda yang dikenang dan dikenal “garang” dalam masa lalu bangsa, kini seolah mengalami kebuntuan dan terpolarisasi dalam berbagai kepentingan dan fanatisme buta. Pemuda (mahasiswa) kini seolah terjebak dalam romantisme masa lalu, tebelenggu pada pragmatisme materialistik, dan terkotak-kotakkan oleh kepentingannya masing-masing.

Berbagai persoalan, problematika besar tengah dihadapi negeri ini, kasus korupsi yang makin menjadi-jadi, hukum yang tumpul keatas dan sangat runcing kebawah, kesenjangan ekonomi, pemimpin-pemimpin dan wakil rakyat yang seolah kehilangan marwah dan moralitasnya, pendidikan yang diliberalisasikan, dan berbagai prpblem lainnya tengah dihadapi negeri ini, namun pemudanya (mahasiswa) dengan berbagai
organisasinya seolah hanya bergerak pada ruang eksistensinya semata, tanpa ada keselarasan dan arah juang yang nyata.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.