Umat Muslim, Ini 5 Hal Yang Disunahkan Saat Idul Fitri

Avatar of PortalMadura.Com
Umat Muslim, Ini 5 Hal Yang Disunahkan Saat Idul Fitri
ilustrasi

PortalMadura.Com merupakan puncak kegembiraan setelah sebulan penuh beribadah di bulan Ramadan. Biasanya, saat Idul Fitri umat muslim dianjurkan mengenakan pakaian yang baik namun tidak harus baru dan bagus, serta memakai wangi-wangian untuk menyambut Idul Fitri.

Hari raya Idul Fitri merupakan rahmat dan nikmat Allah untuk hamba-hamba-Nya. Lalu, dalam menerima kenikmatan luar biasa dari Allah tersebut, apa yang sebaiknya kita lakukan agar Allah meridai kita?. Tentunya dengan memperbanyak dzikir, taubat, dan syukur kepada-Nya, serta menjalankan sunah-sunah yang dianjurkan saat Idul Fitri.

Berikut lima sunah yang dianjurkan dalam menyambut Idul Fitri:

Mandi
Pada hari raya Idul Fitri, banyak umat berkumpul untuk bertemu dan bermunajat bersama kepada Allah SWT. Sehingga pada hari tersebut disunahkan untuk mandi, sama seperti yang disunahkan pada hari Jumat sebelum menjalankan salat Jumat bagi kaum adam.

Beberapa ahli tafsir ada juga yang mengatakan bahwa tidak apa jika seseorang tidak mandi. Namun hanya menjalankan wudhu saja, termasuk hal yang diperbolehkan juga dalam menjalankan sunah tersebut. Ada juga yang mengatakan bahwa cara mandinya adalah seperti mandi janabat.

Berhias Sebelum Berangkat Salat
Setelah mandi, disunahkan seseorang yang akan berangkat menjalankan salat sunah idul fitri untuk berhias diri. Maksudnya, berhias diri di sini bukan kemudian bersolek berlebihan hingga akhirnya menjadi tabarruj (menampakkan perhiasan dan keindahan kepada yang bukan mahram). Namun, disarankan hanya berhias agar rapi dan layak saat menghadap Allah dalam munajatnya.

Bagi kaum laki-laki, disunahkan memakai wewangian dan pakaian terbaiknya, dan bagi kaum perempuan cukup dengan berpakaian rapi, tanpa pakaian yang mencolok atau memakai wangi-wangian. Tidak lupa, bagi umat muslim sebelum berangkat salat sunah Idul Fitri untuk bersiwak atau menggosok gigi.

Makan Sebelum Salat
Setelah selama 30 hari di bulan Ramadan kita menjalankan ibadah wajib berpuasa, maka ketika tiba tanggal 1 Syawal sebagai pembatal puasa 30 hari penuh tersebut. Hal ini sekaligus menandakan bahwa kita tidak berpuasa pada hari yang dilarang Allah untuk berpuasa. Maka sebelum berangkat salat sunah Idul Fitri kita disunahkan untuk makan.

Hal ini bisa dengan makan besar atau sekedar makan camilan, atau hanya minum seteguk air. Sebagaimana tuntunan Rasulullah: “Dari Anas ra, ia berkata: Rasulullah tidak keluar untuk salat Idul Fitri sehingga beliau makan beberapa kurma,” (HR Bukhari).

Mengambil Jalan Berbeda
Mengambil jalan yang berbeda di sini adalah jalan ketika kita berangkat ke masjid atau lapangan untuk salat sunah Idul Fitri, dan jalan ketika kita pulang ke rumah setelah selesai menjalankan salat sunah tersebut.

Hal ini sebagaimana yang disunahkan oleh Rasulullah: “Dari Jabir ra, ia berkata: Rasulullah ketika hari ‘ied beliau mengambil jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang,” (HR Bukhari).

Istimewanya, mengambil jalan berbeda saat berangkat dan pulang dari menjalankan salat sunah Idul Fitri ini hanya berlaku saat dua ‘ied saja, yaitu pada saat Idul Fitri dan Idul Adha, tidak pada amalan-amalan lainnya.

Bertakbir
Pada malam Idul Fitri maupun Idul Adha sampai menjelang salat sunah ‘ied, bahkan ada yang mengatakan bahwa batasnya sampai selesai khutbah ‘ied, maka disunahkan untuk bertakbir. Pada hari raya Idul Fitri, itu menandakan bahwa berakhirnya bulan Ramadan, dan sudah mulai terlihatnya hilal Syawal.

Allah berfirman: “Dan supaya kalian sempurnakan hitungan Ramadan dan bertakbirlah karena yang telah dikaruniakan Allah kepada kalian, semoga kalian bersyukur,” (QS Al Baqarah ayat 185). (iyakan.com/Salimah)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.