Mahasiswa dan Moral Building

Avatar of PortalMadura.Com
Mahasiswa dan Moral Building
Ist. Ubay Nizar Al-Banna

Banyak terjadi kasus yang mencerminkan “kebobrokan” kaum intelektual ini. Ambil saja contoh kasus seks bebas yang semakin meningkat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ari Saputra tahun 2007 (Perilaku Beresiko ) sebanyak 22,6% mahasiswa terjangkit “wabah” moralitas ini.

Sementara itu berdasar data dari Pusat Informasi Konseling Remaja, sebesar 65% anak usia pelajar hingga mahasiswa melakukan hal-hal yang menjurus pada perilaku seks bebas di tahun 2011. Itu baru untuk satu kasus, dari tahun ke tahun jumlahnya pun semakin meningkat, belum lagi kasus penyalahgunaan NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif), kasus-kasus gesekan seperti tawuran, dan masih banyak lagi.

Melihat peran mahasiswa yang sejatinya begitu penting dalam konteks sosial kemasyarakatan dan kebangsaan, terlebih dalam fungsinya untuk mengadvokasi kebijakan pemerintah sebagai kaum intelektual (intelektual organik kata Gramsci) serta melihat fakta, realita dekadensi moral yang terjadi pada mahasiswa, bahkan pelajar, maka tindakan “moral building” yang memang sudah seharusnya dilakukan tidak bisa lagi dikesampingkan.

Pembangunan struktur dan infrastruktur ataupun sarana prasarana yang selama ini menjadi prioritas dengan mengesampingkan pembangunan “manusia” harus diselaraskan, dalam artian antara pembangunan karakter (moral) harus beriringan dengan pembangunan “fisik” (sarana prasarana).

Tembok China yang merupakan dinding benteng yang sangat besar, sangat tinggi, dan bahkan sangat panjang membentang menyimpan suatu pelajaran tentang pentingnya pembangunan karakter dan moral manusia. Dalam usia satu abad pasca tembok tersebut rampung, China terlibat dalam beberapa peperangan besar.

Tembok memang sangatlah kokoh berdiri dan sangat sukar untuk ditembus pasukan dan peralatan-peralatan perang lawan kala itu. Namun bukan berarti tembok tersebut “sempurna” sebagai pertahanan, justru kemudian tembok tersebut menjadi sangat mudah tertembus lawan yang menyusup dengan bantuan para penjaga gerbang tembok tersebut, cukup dengan imbalan yang menggiurkan, mereka akan menggadaikan bangsa mereka dengan “berkomplot” bersama para musuh China.

Kala itu memang China teramat disibukkan dg pembanguna infrastruktur (termasuk tembok China), hingga mereka melupakan pembangunan SDM (sumber daya manusia), mereka lalai untuk membangun karakter kepribadian manusianya.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.