Mahasiswa dan Moral Building

Avatar of PortalMadura.Com
Mahasiswa dan Moral Building
Ist. Ubay Nizar Al-Banna

Lalu terakhir adalah distorsi “image” tokoh dan ulama' untuk menghancurkan keteladanan mereka. Caranya adalah dengan menyibukkan mereka pada hal-hal taktis, orientasi materi dan kekuasaan (jabatan), yaitu melalui “transformasi” peran mereka untuk diterjunkan dalam dunia politik praktis.

Citra yang telah terbangun kemudian akan terkikis perlahan hingga tak ada lagi kepercayaan dari masyarakat terhadap mereka, karena disadari ataupun tidak, perbedaan stigma masyarakat terhadap para ulama' dengan pemain-pemain politik (praktis), orang-orang pemerintahan sangatlah jauh berbeda. Maka kemudian takkan ada lagi orang yang akan diteladani apalagi dianut tindak tanduk dan perkataannya.

Terkikis hingga menghilangnya peran fungsi ibu rumah tangga dan pendidikan keluarga, selanjutnya lenyapnya peran fungsi tenaga pendidik hingga hanya berorientasi pada materi semata, pun dengan sirnanya kepercayaan masyarakat terhadap tokohnya serta para alim ulama', maka kemudian nilai-nilai luhur, nilai positif yang hendak diwariskan pada generasi masa depan tidak akan tersampaikan, tidak akan ada yang mendidik, membangun karakter dan kepribadian generasi penerus.

Kinipun telah terlihat, dekadensi , labilnya sifat dan sikap para kaum akademisi, kaum intelektual hingga kata benar dan salah pun terasa tabu, semua seolah menjadi sebuah kewajaran. Mengesampingkan nilai nilai religiusitas, menyingkirkan norma-norma, hingga meniadakan aturan aturan berbangsa dan bernegara yang kemudian berlanjut dengan “boomingnya” kriminalitas dan kemaksiatan dimana-mana, kekacauan di berbagai sektor, mulai pemerintahan hingga kaum akar rumput.

Ketika itulah, kehancuran yang sesungguhnya terjadi. Kehancuran bangsa akan sangat dekat, tubuh yang terbungkus pakaian mewah, aksesoris yang wah, bangunan-bangunan fisik, struktur dan infrasuktrur yang megah, benda-benda mewah melengkapinya, namun semuanya itu tak berarti ketika jiwanya, pribadinya tidak dibangun dengan akhlak yang mulia, karakternya tidak segarang penampilannya (tidak tangguh), mentalnya rapuh.

Maka sebagai kaum terpelajar, kaum intelektual, harus mampu bukan hanya melakukan aktivitas intelektualnya saja, tapi kemampuan intelektual tersebut juga harus bisa membentuk karakter kepribadian dan moralnya menjadi semakin baik, terlebih ia harus mampu pula menjadi penggerak masyarakat untuk transformasi moral menjadi lebih baik. Pendidikan pun harus dibenahi, para anak-anak, putra-putri bangsa ini harus dibina moralnya, bukan hanya dididik teori “melulu”, tapi karakter dan moralitas merupakan sesuatu yang lebih “urgen” dan sangat penting.(*)

Kiriman : Ubay Nizar Al-Banna
Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.