Mahasiswa dan Moral Building

Avatar of PortalMadura.Com
Mahasiswa dan Moral Building
Ist. Ubay Nizar Al-Banna

Menengok sekilas sejarah panjang tembok China tersebut, pelajaran tentang pentingnya moralitas, pembangunan , karakter manusia adalah hal yang wajib menjadi priority list dalam program pemerintahan, terutama dalambidang pendidikan.

Jika kita tengok Indonesia kini, terjadi proses dekadensi moral yang teramat sangat pesat dan membahayakan. Wacana pemerintah untuk melaksanakan “revolusi mental” nampak masih sangat jauh dari kata memuaskan.

Kriminalitas dan kemaksiatan dengan mudahnya menggerogoti bangsa ini. Mereka lupa cara untuk membangun manusia, memanusiakan manusia. Budaya barat dengan mudahnya masuk dan diimplementasikan tanpa ada filtrasi yang baik, kemerosotan di berbagai sektor nampak jelas terlihat.

Jarred Diamond dalam satu kesempatan mengatakan, kehancuran sebuah peradaban dapat terjadi melalui tiga hal, yaitu tatanan keluarga, pendidikan, dan keteladanan para tokoh serta ulama'.

Tiga hal tersebut nampak sangat relevan dan aktual melihat kondisi sosial kemasyarakatan dan kebangsaan kini. Kita coba tengok peran-peran ibu rumah tangga kini yang sebagian lebih memilih memercayakan pendidikan di dalam rumah bagi anak-anaknya pada para “pembantu”, memercayakan berbagai urusan kerumah tanggaan pada pembantu, sementara mereka sibuk dengan urusannya sendiri diluar sana, mengejar predikat sebagai “wanita karir”, dalihnya adalah hak asasi manusia (HAM) dan emansipasi wanita. Padahal perlu pula untuk memaknai HAM dan emansipasi bukan hanya secara harfiah, tapi pengkajian lebih mendalam.

Selanjutnya pendidikan, ia bisa dihancurkan dengan cara mengabaikan peran para pendidik (guru, dosen, dsb). Mengurangi apresiasi dan peran fungsi utama mereka sebagai tenaga pendidik, terkadang para pendidik disibukkan oleh berbagai hal yang cenderung lebih administratif sehingga menjadikan fungsinya sebagai pendidik sebagai hal sekunder (tidak diutamakan).

Prioritas orientasi pendidik dibangun hanya untuk sekedar mengejar materi, yang penting “ngajar”, fokus mereka adalah pada “materi” yang lain, bukan pada materi pelajaran, mereka abai terhadap fungsi utama sebagai pendidik.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.