Pendidikan dan Penindasan

Avatar of PortalMadura.com
Pendidikan dan Penindasan
Dwi Febriyanto (Ist)

Oleh : Dwi Febriyanto*

Pendidikan merupakan sebuah upaya pembelajaran untuk menggali potensi, ilmu pengetahuan, dan keterampilan dengan harapan dapat melahirkan seorang generasi yang mampu mewarisinyakepada generasi selanjutnya.

Pendidikan yang diberikan sejak dini oleh pendidik (guru) kepada yang terdidik (murid) berpengaruh penting dalam pembentukan karakter kaum terdidik kedepan. Dari karakter yang terbentuk akan juga berpengaruh terhadap perilaku.

Dalam praktek pendidikan konsep dan metode pendidikan yang ditawarkan oleh pendidik dalam memberikan ilmu pengetahuanya cukup beragam. Maka menjadi sebuah pertanyaan, apakah karakter seorang murid cenderung dipengaruhi oleh metode dan konsep pendidikan yang pendidik berikan?.

Mengutip Pendapat Paulo Freire, seorang pemikir pendidikan yang menuangkan konsep memanusiakan manusia dalam buku “Pendidikan Kaum Tertindas”. Ia memaparkan tentang ketidaksepakatannya terhadap sistem dan konsep pendidikan “Gaya Bank”.

Freire menganggap Pendidikan gaya bank cenderung menjadikan otak dan pemikiran murid hanya sebagai media tabungan, dimana seorang guru menyampaikan beberapa perspektif pemahamannya secara pribadi. Didalam konsep dan metode pendidikan gaya bank tidak sedikitpun menghasilkan sebuah komunikasi efektif bahkan cenderung antidialogis.

Menurut Freire, pendidikan gaya bank hanya melahirkan sebuah kebiasaan negatif yang sering disebut “Kebudayaan Bisu”. Itu sebabnyafreire menentang keras metode dan sistem pendidikan gaya bank saat itu.

Dalam substansinya, pendidikan merupakan praktis implementasi dari nilai nilai kemanusiaan. Menyerap kata Freire, bahwa proses memanusiakan manusia salah satunya dengan cara menerapkan metode pendidikan “hadap masalah” dengan tidak menjadikan Murid hanya bagian dari obyek, melainkan juga berperan sebagai subyek.

Dengan begitu dialog dan komunikasi efektif akan terlahir dari pendidikan yang diterapkan. Freire juga mengungkapkan bahwa tidak satupun manusia yang bodoh seutuhnya, demikian juga sebaliknya tidak ada manusia yang pintar seutuhnya. serta setiap manusia memiliki potensi untuk menciptakan kebudayaan baru dan menjadi masyarakat Transisi. Begitu kira-kira Freire menghadapi kondisi buta huruf yang mendominasi masyarakat brasilia.

Hegemoni kekuasaan yang “menindas” mambuat kelompok masyarakat tertindas terkungkung dalam “kebudayaan bisu”. Refleksi dan tindakan terbelenggu oleh manipulasi dan mitos mitos yang di jual oleh para “Penindas”.

Freire menambahkan, “Obat terbaik dalam menghadapi manipulasi adalah sikap kritis pola pikir masyarakat”.

Dalam menciptakan pola pikir kritis adalah dengan menjadikan praktek pendidikan sebagai Media dialog dan komunikasi. Sebab antidialogis hanya akan mendominasi masyarakat untuk tetap terkungkung dalam “kebudayaan bisu”.

Dengan begitu optimalisasi metode dan konsep pendidikan yang dibumbui dialogis serta “memanusiakan manusia” sangatlah diperlukan. Dari itu terlahir Guru yang murid, dan murid yang guru (Sinergitas). Ini menunjukan bahwa sejatinya pendidikan benar benar sebagai alat pembebasan bukan penindasan.

Kemajuan teknologi dan sistem informasi hari ini membuat dunia pendidikan mengalami perubahan sistem, salah satu yang ramai diperbincangkan oleh semua kalangan belakangan ini adalah sistem pendidikan Daring yang disebabkan oleh pandemi yang tak kunjung berakhir.

Ini merupakan sebuah hal positif dalam perspektif kemajuan teknologi. Lebih dari itu bahwa substansinya adalah metode pendidikan tersebut seakan melemahkan dunia pendidikan hari ini. Kata Freire, “sebuah perkembangan itu pasti ada perubahan, tapi tidak semua perubahan itu adalah sebuah perkembangan”.

Dunia pendidikan saat ini cenderung menerapkan konsep gaya bank seperti Freire katakan yang dipoles dengan memanfaatkan situasi lingkungan (Pandemi) hari ini.

Kendati hal tersebut adalah bagian dari sebuah perubahan, akan tetapi tidak lantas menuju kepada sebuah perkembangan. Sebagai contoh, hubungan antara guru dan murid dalam konteks pembelajaran online, hubungan antara mahasiswa dan dosen di ruang ruang kelas online. Tidak sedikit dari mereka mendiskreditkan citra kaum yang di didik dengan sistemnya yang cenderung antidialogis.

Pertanyaan kedua, apakah “kebudayaan bisu” yang Freire katakan masih tetap menjadi praktek dan tujuan dalam dunia pendidikan hingga hari ini?.

Seperti beberapa peristiwa lalu, demonstrasi yang ditimbulkan oleh kalangan mahasiswa sebagai wujud ekspresi kekecewaan terhadap penindasan yang dilakukan oleh pemerintah.

Dan kemudian dijegal dengan surat edaran nomor 1035/E/KM/2020 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, tentang Imbauan pembelajaran secara daring dan Sosialisasi UU cipta kerja.

Dengan beberapa point pentingnya yang cenderung melumpuhkan gerakan kaum terdidik (mahasiswa) itu sendiri. “Kebudayaan bisu” yang Freire katakan akan berdampak terhadapdehumanisasi yang terus dilakukan oleh penguasa.

Pendapat Freire terhadap dunia pendidikan yang cenderung melemahkan dan mengabaikan metode dialogis saya kira sampai hari ini masih tetap terjadi dalam realitas pendidikan hari ini.

Jika Konsep pendidikan antidialogis sampai hari ini masih diterapakan maka akan berdampak pada lahirnya “kebudayaan bisu” yang berkelanjutan, dan berpengaruh terhadap peningkatan jumlah barisan kaum tertindas dalam praktek penindasan.

Dengan kata lain, Pendidikan yang diterapkan hari ini senantiasa berjalan beriringan dengan sebuah penindasan yang secara tidak sadar akan merongrong substansi pendidikan selanjutnya.(**)

*Penulis : Mahasiswa Unversitas Wiraraja
Organisasi : Aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan sebagai Ketua Umum Dewan Legislatif Mahasiswa Universitas Wiraraja

“Redaksi PortalMadura.Com menerima tulisan opini, artikel dan tulisan lainnya yang sifatnya memberi sumbangan pemikiran untuk kemajuan negeri ini. Dan semua isi tulisan di luar tanggung jawab Redaksi PortalMadura.Com”.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.