Humor, Dokter Jawa VS Orang Madura Warnai Penyerahan SK PNS Sumenep

Avatar of PortalMadura.Com
Humor, Dokter Jawa VS Orang Madura Warnai Penyerahan SK PNS Sumenep
Proses pengambilan sumpah dan janji PNS 2018 oleh Bupati Sumenep, A Busyro Karim. (Foto. Ifa Yunita)

PortalMadura.Com, – Keberadaan orang Madura yang menyebar diberbagai daerah baik dalam negeri maupun luar negeri sering kali memunculkan humor yang menarik dan unik.

Hal tersebut merupakan salah satu ciri khas yang melekat pada orang Madura. Bahkan tidak hanya itu, kelincahannya dalam berkelit dengan logika-logika polos menjadi sajian menarik di dunia rantau.

Orang Madura, pandai berkelit dan cerdik, tapi tidak licik, sehingga kelincahannya setiap berdebat sering dikaitkan dengan ciri khas kelincahan orang Madura.

Kamis, 15 November 2018, humor menarik juga disampaikan Bupati Sumenep, A. Busyro Karim, pada bagi 250 orang di Pendopo Kabupaten.

Mengawali sambutannya, orang nomor satu di Sumenep itu menyampaikan cerita orang Madura yang sedang mencari pekerjaan di Jakarta.

Dalam kejenuhan mencari pekerjaan, orang Madura tersebut berfikir mencoba membuka sebuah klinik pengobatan, walaupun bukan seorang dokter dan tidak pernah mengenyam pendidikan kedokteran.

Supaya orang-orang mau berobat ke kliniknya, warga Madura itu membuat iklan menarik, unik dan mampu membuat penasaran seorang dokter jawa.

“Menyembuhkan segala penyakit. Ayo berobat kemari. Kalau sembuh cukup bayar Rp100 ribu, kalau tidak sembuh kami bayar Anda Rp1 juta”.

Konon ada seorang dokter tak sengaja membaca iklan itu dan langsung ingin mencoba.

Warga Madura : “Sakit apa sampeyan pak..?”

Dokter Jawa : “Mulut hambar, kalau makan tak terasa apa- apa “.

Warga Madura : “Oh itu hilang perasa namanya, baiklah itu cukup diberi obat nomer 22 sebanyak tiga tetes di dalam mulut”.

Dokter Jawa : “Wah! minyak rem ini, bukan obat.!”

Warga Madura : “Nah, bapak sudah bisa merasakan lagi, silahkan bayar Rp100 ribu”.

Dokter Jawa itu jengkel karena merasa dikerjain, sepekan kemudian dia datang lagi.

Warga Madura : “Sampeyan lagi, sakit apa lagi pak ?”
Dokter Jawa : “Saya hilang ingatan“.

Warga Madura : “Baiklah, saya akan memberikan obat nomer 22 dan gunakan sebanyak tiga tetes saja dalam mulut”.

Dokter Jawa : “Wah! gak mau, itu minyak rem yang kemarin kan.?”

Warga Madura : “Wah, bapak udah bisa mengingat lagi, berarti sudah sembuh, tolong bayar Rp100 ribu”.

Dokter Jawa tersebut makin jengkel karena merasa dikerjain lagi.

Berselang sepekan kemudian diapun datang lagi berniat balas dendam. Kali ini dia mau pura-pura sakit yang parah biar dokter gadungan itu tidak mampu menyembuhkan.

Warga Madura : “Bo abo sampeyan lagi.. sakit apa lagi, bapak ini.?”

Dokter Jawa : “Mata saya rabun tidak bisa melihat apa-apa dengan jelas”.

Warga Madura : “Mohon maaf, pak.., kalau sakit seperti itu saya tidak bisa menyembuhkan, ini silahkan ambil Rp1 juta (sambil menyerahkan 10 lembar uang dua ribuan)”.

Dokter Jawa : “Wah! ini kan cuma dua puluh ribu rupiah ! “.

Warga Madura : “Alhamdulillah, bapak sudah bisa melihat dengan jelas? berarti bapak sudah sembuh, silahkan bayar Rp100 ribu”.

Dari humor tersebut, Busyro meminta bagi PNS yang baru menerima SK hendaknya dapat mengambil hikmah dari berbagai sisi serta mengingatkan agar bekerja sesuai dengan disiplin keilmuannya.

“Jaga dan tingkatkan kedisiplinan. Bekerja disiplin merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Sumpah dan janji tidak saja dilihat sesama manusia, melainkan juga disaksikan yang Maha Kuasa,” katanya.

“Kalau manusia bisa dibohongi, tapi kalau Allah SWT, tidak bisa dibohongi. Kalau PNS berbohong, berarti sama dengan membohongi diri sendiri. Ketika sudah jadi PNS, berarti wakafkan jiwa raga untuk bangsa dan negara,” sambungnya.

Menurutnya, PNS wajib menjunjung tinggi dan taat aturan. Bekerja di birokrasi ada sistem dan mekanisme yang telah baku, sehingga jangan menggunakan sistem dan mekanisme sendiri.

Oleh karena itu, PNS harus merubah pola kerjanya agar bisa memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Sudah bukan zamannya lagi kantor-kantor pemerintah hanya dijadikan tempat bersantai ria, mengumbar gosip, sibuk belanja online yang akan membuat tugas-tugas birokrasi dan pelayanan terbengkalai.

Ia menyampaikan, hal yang tidak kalah pentingnya adalah meningkatkan inovasi dan kreasi. PNS harus punya ide, pendapat, dan terobosan. PNS yang inovatif tidak hanya menunggu perintah dari pimpinan, tapi mencari terobosan sendiri untuk kemajuan organisasi atau OPD.

“Saat ini, mayoritas yang disumpah adalah bidan. Saya tekankan agar seluruh bidan bersungguh-sungguh melayani ibu hamil dan melahirkan. Angka kematian ibu dan bayi setiap tahun memang menurun, tetapi jangan sampai menurunkan semangat untuk lebih baik,” tandasnya.

Hal lain yang menjadi perhatian Busyro, adalah menjaga integritas dan wibawa korps pegawai negeri sipil. Saat menjadi PNS, maka saat itulah juga dituntut tidak hanya bekerja baik, tapi juga menjaga nama baik.

“Hindari hal-hal yang bisa menimbulkan keburukan bagi diri dan organisasi, baik yang menimbulkan sanksi hukum maupun sanksi sosial,” jelasnya.

Sementara, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Sumenep, Titik Suryati menyebutkan, terdapat 226 bidan desa berstatus Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang menerima SK PNS tahun 2018.

“Selain itu, penyuluh pertanian sebanyak 21 orang dan dari IPDN tiga orang. Totalnya, 250 orang,” katanya.(Hartono)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.