Pengetahuan dari Cahaya di Ujung Lorong
Cahaya di ujung lorong merupakan penjelasan yang paling diceritakan seseorang yang pernah meninggal. Tapi tidak banyak yang menjelaskan apa yang ada di balik cahaya tersebut. Namun, ada seseorang yang mengaku pernah ke sana.
Orang yang dimaksud tidak memiliki masa kecil yang paling menyenangkan dan merasa tidak ada lagi harapan sehingga ia mencoba bunuh diri pada usia 13 tahun. Ia mengatakan telah melihat cahaya seperti yang kerap diceritakan orang. Tapi, ketika tiba di ujung bercahaya, ia menyentuh cahaya tersebut. Terasa seperti berselaput.
Tapi saat itulah ia kemudian mengetahui semuanya. Pengetahuan membanjir masuk dalam pikirannya. Realitas yang Anda biasa kenal pun tidak ada lagi. Ia tahu bahwa ia harus kembali karena waktunya belum tiba. Saat itulah ia terbangun.
Hal membanjirnya pengetahuan memang tidak dapat dijelaskan, tapi itu memberikan pandangan optimistis dan spiritual terhadap kematian terhadap orang yang mengalaminya
Sumur Berisi Jiwa-jiwa
Keadaan koma adalah keadaan yang rumit. Otak berada dalam keadaan yang benar-benar baru, tidak seperti sebelumnya. Para ilmuwan pun masih penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi dalam otak ketika seseorang sedang koma.
Seorang pria bernama Matthew Botsford mungkin mengetahui jawabannya.Awalnya, Botsford terbangun dan mendapati dirinya bergelantungan di atas sebuah sumur berisi makhluk-makhluk yang sama sekali tidak mirip manusia.
Pria itu mengaku diikat pada pergelangan tangan dan kakinya sambil bergelantungan di atas sumur yang merah membara. Ia juga mengaku menyaksikan apa yang melesat keluar dari magma dalam lubang tersebut. Menurutnya setiap gumpalan asap yang membumbung berisi suatu jiwa di dalamnya.
Ia juga mengaku merasa sangat sendirian di dalam sana, padahal jeritan-jeritan terdengar dari bawah sana. Pria itu merasa terisolasi.
Hampa dan Gelap
Kehampaan yang gelap merupakan sesuatu yang mengerikan bagi orang. Banyak yang percaya bahwa kehidupan alam baka berarti bertemu dengan para kerabat yang telah meninggal hingga mereka bahagia di surga.
Tapi, bagaimana kalau ternyata hidup sesudah kematian lebih muram daripada itu?. Itulah yang diakui telah dialami oleh seseorang yang pernah ditikam 32 kali dan ditinggal begitu saja dalam keadaan sekarat. Walau dengan luka sedemikian banyaknya, sungguh ajaib ia bisa menyintas. Tapi, sebelum ia melanjutkan hidupnya, ia telah menderita mengalami 3 hari dalam ketiadaan.
Ia kehabisan darah ketika dalam ambulans, walaupun petugas pertolongan gawat darurat (EMT) berusaha menyelamatkannya. Lalu muncullah penampakan. Kemudian rasa pun menghilang dan ia mengaku mengambang dalam kegelapan. Melayang.
Tiga hari kemudian, ia terbangun dalam suatu rumah sakit. Tapi ia tidak bisa mengingat apapun selama 3 hari itu. (liputan6.com/Desy)