Tak Perlu Kaget Bunda, Kenali 4 Perilaku Bayi Baru Lahir

Avatar of PortalMadura.com
Tak Perlu Kaget Bunda, Kenali 4 Perilaku Bayi Baru Lahir
ilustrasi

PortalMadura.Com – Momen yang dinanti-nantikan setiap orang tua dan keluarga setelah melahirkan yaitu bayi lahir dengan selamat dan sehat. Namun saat bayi dibawa pulang ke rumah, kemungkinan tidak lagi ada perawat atau dokter yang bisa ditanyai tentang keadaan bayi.

Misalnya tentang perkembangannya, apa yang normal dan tidak normal pada si bayi. Apakah perilakunya itu normal dan bagaimana cara menanganinya biasanya menjadi pertanyaan ibu baru yang tidak ditemani orang berpengalaman.

Nah, agar Bunda tidak kaget dengan perkembangan bayi, berikut empat yang merupakan proses belajarnya dalam mengenali dunia:

Menangis
Begitu lahir, bayi harus menangis. Ini merupakan reaksi pertama yang bisa dilakukan. Dengan menangis, otomatis paru-parunya berfungsi dan ia menghirup udara bebas untuk yang pertama kali. Menangis juga merupakan reaksi dari perubahan yang dialami bayi.

Di kandungan, ia merasakan kehangatan dan kenyamanan sehingga merasa terlindungi. Suasana di rahim pun gelap. Sebaliknya begitu lahir, ia merasakan udara luar yang dingin dan melihat terangnya cahaya. Perubahan ini disikapinya dengan menangis.

Di rumah, tangisan pun memiliki manfaat, antara lain mengaktifkan anggota geraknya. Bayi yang sehat akan menangis dengan suara keras, bukan merintih atau melengking. Jika suara tangisannya merintih atau melengking, bisa jadi ada hal luar biasa atau sakit yang dirasakan bayi. Oleh karena itu, menangis pun merupakan ungkapan ekspresi. Misal, untuk mengungkapkan rasa lapar atau ketidaknyamanan lantaran popoknya basah.

Melihat ke Atas
Perilaku bayi baru lahir yang sering melihat ke atas, sebenarnya bukan maksudnya untuk berbuat demikian. Itu hanya reaksi terhadap sinar yang membuatnya silau sehingga matanya juga tampak bergerak-gerak.

Oleh karena itu, bayi lebih dapat mengenali dan menyukai benda-benda yang berwarna terang maupun yang bercorak kontras. Namun dari semuanya, bayi lebih tertarik memperhatikan wajah-wajah baru di sekitarnya, terutama wajah orang tuanya.

Bersin
Jika terjadi sesekali atau tak berlebihan, perilaku bayi baru lahir ini wajar saja. Sebenarnya, bersin pertanda bahwa bayi ingin mengeluarkan sesuatu atau kotoran dari hidungnya. Lagi pula hidung bayi itu sensitif; dengan bersin, lubang hidungnya dibersihkan.

Jadi, bersin merupakan reaksi pertahanan tubuh bayi. Selain itu, bersin bisa terjadi kala ia terekspos udara dingin. Bersin tidak selalu merupakan gejala flu, kecuali jika terjadi setiap jam. Oleh karena itulah, untuk menghindarinya dari sakit, jangan sering-sering menciumi si bayi. Bila di rumah ada orang dewasa yang sedang sakit, sebaiknya tidak mencium bayi dan harus menggunakan masker penutup hidung serta mulut.

Tangan dan Kaki Lebih Sering Menekuk
Ketika ditaruh dalam posisi telentang, biasanya sendi siku dan lutut bayi akan menekuk. Diperkirakan, perilaku bayi baru lahir itu merupakan sifat bawaan dari kandungan di mana posisinya selalu meringkuk. Tentu saja dari situ tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Apalagi sampai membedongnya kuat-kuat dengan tujuan agar tubuhnya jadi lurus. Biarkan saja. Sebetulnya, bedong digunakan hanya agar bayi tidak kedinginan.

Posisi anggota gerak bayi normal ini disebut fleksi. Umumnya, setelah usia 5-6 bulan, posisi tidurnya mulai lurus. Namun bila tubuhnya menekuk berlebihan, tampak kaku atau tidak relaks, hal yang tidak normal ini disebut spastis. Sebaliknya ada juga ketidaknormalan yang disebut ekstensi, yaitu dari awal, anggota tubuhnya sudah dalam posisi lurus dan kaku. Penyebab keduanya adalah gangguan pada sistem saraf.

Nah di antara beberapa perilaku di atas ternyata tidak ada yang mengkhawatirkan bukan?. Semoga informasi ini bermanfaat. (nakita.grid.id/Putri)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.